KURASI MEDIA – Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyatakan program Sekolah Rakyat akan mulai berjalan serentak pada Juli 2025. Sebanyak 100 titik rintisan disiapkan untuk menampung 9.755 siswa dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Mereka akan dibimbing oleh 1.554 guru dan 3.390 tenaga pendidikan pendukung.
“Mulai bulan Juli, anak-anak yang tidak bisa melanjutkan sekolah karena kendala ekonomi, sosial, atau administrasi, akan kami tampung di Sekolah Rakyat. Tidak boleh ada anak di Kota Pasuruan yang tertinggal hanya karena sistem,” tegas Gus Ipul dalam keterangannya kepada awak media, Senin (30/6).
Program Sekolah Rakyat dirancang khusus bagi anak-anak yang selama ini luput dari sistem pendidikan formal. Banyak dari mereka berasal dari keluarga tidak mampu, anak jalanan, atau remaja putus sekolah yang ingin kembali belajar.
Baca Juga:Nonton Live Streaming Timnas Wanita Indonesia vs Pakistan Tanpa Ribet! Cukup Klik, Langsung Tayang!Keajaiban Terjadi! Al Hilal Singkirkan Manchester City 4-3 di Piala Dunia Antarklub!
Di kutip dari laman kemensos.go,id, sekolah ini akan mengusung konsep fleksibel dan inklusif, dengan jadwal belajar yang disesuaikan serta kurikulum yang menggabungkan pelajaran akademik dasar dengan keterampilan praktis, seperti kewirausahaan, pertanian kota, hingga digital literacy.
Sekolah Rakyat dirancang sebagai sekolah berasrama untuk jenjang SD, SMP, dan SMA. Seluruh siswa akan mengikuti pelajaran formal di siang hari, dan mendapat penguatan pendidikan karakter pada malam hari. Nilai-nilai agama, kepemimpinan, hingga keterampilan hidup menjadi bagian penting dari kurikulum.
“Ada ekstrakulikulernya dan ada kegiatan lain yang menunjang, sehingga mereka diharapkan punya keterampilan-keterampilan sesuai dengan minatnya” jelas Gus Ipul. Untuk menjaring siswa, pemerintah menggunakan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Sementara proses seleksi dilengkapi dengan verifikasi langsung di lapangan, melibatkan Dinsos, pendamping PKH, BPS dan kepala daerah.
“Sasaran kita dari Desil 1 yang miskin-miskin ekstrem itu, kemudian ada tim yang berkunjung, berdialog dengan orangtuanya, melihat kondisi objektifnya,” kata dia. Namun, mereka yang belum tercatat di data BPS tetap bisa masuk jika hasil survei membuktikan kondisi kemiskinan. “Jika mereka sampai putus sekolah, ada kemungkinan mereka diberi peluang untuk bisa di Sekolah Rakyat. Istilahnya promotif, itu adalah multi-entry, multi-exit,” lanjutnya.