KURASI MEDIA – Kabupaten Donggala mengalami dua bencana alam secara beruntun pada Senin (7/7/2025), yakni gempa bumi dengan magnitudo 3,5 dan banjir bandang yang menerjang setelah hujan deras mengguyur sejak siang hari. Kedua peristiwa tersebut memicu kepanikan warga dan menyebabkan kerusakan serius pada sejumlah infrastruktur.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa gempa terjadi pukul 08.17 WIB, berpusat di koordinat 0.71 LS dan 119.87 BT, sekitar 32 kilometer tenggara Donggala, dengan kedalaman 10 kilometer. Meski tidak menimbulkan potensi tsunami, BMKG tetap mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap kemungkinan gempa susulan.
“Gempa tidak berpotensi tsunami, namun warga di sekitar lokasi diminta tetap waspada terhadap gempa susulan,” tulis BMKG melalui akun resmi X, dikutip dari beritasatu.com.
Baca Juga:Diblokir AS, China Ciptakan Chip dengan Cara Tak Biasa yang Bikin Geger Industri TeknologiAplikasi Nonton Video Dibayar Uang: Fakta atau Tipu-tipu?
Tak berselang lama setelah gempa, hujan deras mengguyur wilayah tersebut dan menyebabkan banjir bandang di sejumlah desa di Kecamatan Banawa Tengah. Desa Kola-Kola dan Lumbudolo menjadi wilayah terdampak paling parah.
“Jalan yang terputus menyulitkan mobilisasi bantuan,” kata Ambo, warga Kola-Kola kepada wartawan, Senin (7/7/2025).
Akses utama ke Desa Kola-Kola dilaporkan mengalami longsor dan terputus total, membuat beberapa wilayah terisolasi. Air bah juga menyebabkan kemacetan parah serta genangan air yang mencapai paha orang dewasa.
Sementara itu, banjir juga melanda wilayah tetangga, yakni Desa Air Panas di Kecamatan Parigi Barat, Kabupaten Parigi Moutong, setelah sungai di kawasan tersebut meluap. Rumah-rumah warga sempat terendam sebelum air mulai surut pada malam hari. Proses pendataan kerusakan masih terus dilakukan hingga kini.
BPBD Sulawesi Tengah bersama TNI, Polri, dan relawan terus berupaya menangani dampak bencana. Langkah-langkah darurat seperti evakuasi warga, pembukaan jalur alternatif menuju desa terisolasi, serta distribusi bantuan logistik telah dilakukan. Masyarakat juga mendesak agar pemerintah daerah segera menetapkan status tanggap darurat bencana untuk mempercepat proses penanganan dan penyaluran bantuan.
Hingga Senin malam, hujan berintensitas tinggi masih turun di beberapa titik terdampak. Warga pun diminta untuk tetap siaga menghadapi potensi banjir dan longsor susulan, mengingat kondisi tanah yang sudah sangat labil.