Tradisi Pacu Jalur Diklaim oleh Warganet Malaysia, Kepala Dispar Riau Ungkap Faktanya

Ilustrasi Pacu Jalur
Tangkapan layar tradisi Pacu Jalur yang viral jadi tren aura farming (Sumber TikTok/@cecepjia)
0 Komentar

KURASI MEDIA – Belum lama ini tren Aura Farming memang tengah viral di media sosial. Hal itu pun tak lepas, dari Tradisi Pacu Jalur yang menjadi salah satu penyebab tren tersebut menjadi populer di berbagai kalangan.

Namun ditengah euforia tersebut, terdapat sejumlah komentar dari warganet Malaysia yang mengklaim bahwa Tradisi Pacu Jalur merupakan budaya asli dari negaranya.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Riau, Roni Rakhmat secara tegas membantah klaim yang mengatas namakan bahwa tradisi Pacu Jalur berasal dari Malaysia.

Baca Juga:Bagaimana Sejarah Pacu Jalur, Tradisi Riau yang Viral Gegara Tren Aura Farming?Hasil MotoGP Malaysia: Bastianini Raih Podium Pertama, Bagnaia vs Martin Berlanjut Hingga ValenciaGP, Tentukan Juara Dunia Musim Ini

Lebih lanjutnya ia berpendapat, bahwa Pacu Jalur merupakan budaya asli Indonesia yang sudah lama menjadi bagian masyarakat Kuantan Singingi.

“Kami memahami dinamika dan cepatnya persebaran informasi di media sosial. Namun, harus ditegaskan bahwa Pacu Jalur adalah budaya asli Indonesia, khususnya dari Kuantan Singingi, Riau,” ujar Roni dikutip dari sumber kredibel, Selasa (8/7/2025).

Roni menduga, adanya anggapan yang keliru itu disebabkan adanya kedekatan antara geografis dan budaya Riau dengan Negara Jiran itu.

Mengingat kedua daerah tersebut, memang berada di satu rumpun Melayu. Sehingga beberapa tradisi memiliki kemiripan.

“Pacu Jalur itu milik Kuansing, Riau. Kami akan terus mengedukasi masyarakat, baik di dalam negeri maupun luar negeri agar tidak terjadi lagi kesalahpahaman megenai asal-usul tradisi ini,” sambungnya.

Bahkan Roni pun mengungkapkan bahwa pemerintah saat ini sedang mengajukan tradisi Pacu Jalur, untuk masuk dalam daftar warisan budaya tak benda UNESCO.

Upaya ini dilakukan sebagai langkah, untuk memperkuat pengakuan dunia internasional terhadap tradisi yang memiliki nilai sejarah tinggi tersebut.

Baca Juga:Warga Indonesia dan Malaysia Boikot Grab karena Diduga Mendukung IsraelVindes Sport Tepok Bulu 2023: Akan Hadirkan Pertandingan Indonesia vs Malaysia

“Kita berharap, Pacu Jalur bisa segera diakui UNESCO. Tradisi ini bukan sekadar lomba perahu, tetapi juga menyimpan nilai-nilai sejarah, filosofi dan kekayaan budaya yang mendalam bagi masyarakat Melayu Riau,” papar Roni.

Sebagai tambahan, Pacu Jalur sendiri merupakan lomba mendayung perahu tradisional yang biasanya digelar di Sungai Kuantan.

Perahu yang dipakai berukuran panjang dan mampu menampung puluhan pendayung. Sehingga dalam setiap lomba, ada pemandangan yang unik serta menarik.

0 Komentar