KURASI MEDIA – Presiden RI Prabowo Subianto menandai debut Indonesia sebagai anggota penuh BRICS saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 di Rio de Janeiro, Brasil, pada 6–7 Juli 2025.
Sambutan Hangat dari Presiden Brasil Lula
Prabowo disambut meriah oleh Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, dengan jabat tangan, pelukan, dan karpet merah saat tiba di lokasi rapat pleno di Museum of Modern Art (MAM) Rio de Janeiro.
Indonesia Tegaskan Sikap Globalnya
Di sesi pleno pertama bertema Perdamaian, Keamanan & AI, Prabowo menekankan posisi Indonesia sebagai “bridge builder”, menolak perang, dan mengecam standar ganda dalam forum global.
Baca Juga:Tarif Impor Trump Ancam Ekspor RI, Pemerintah Siapkan Strategi Tanggulangi DampaknyaPrabowo Bertemu Pangeran Mohammed bin Salman: Ini Isi Perjanjian Strategis Indonesia–Arab Saudi
Selanjutnya, di pleno akhir yang membahas Lingkungan Hidup, COP30, dan Kesehatan Global, Prabowo kembali menegaskan komitmen Indonesia demi dunia yang lebih damai dan tata kelola global yang adil.
Arah Baru Kerja Sama Global
Dalam Leaders’ Declaration, Prabowo mendukung reformasi multilateralisme, memastikan suara Global South lebih terdengar dan berperan aktif dalam PBB serta lembaga internasional.
Airlangga Hartarto menyebut bagian penting dari deklarasi ini adalah fokus pada keterwakilan inklusif dan reformasi governance global.
Dampak Diplomasi: Mendobrak Isolasi Global
- KTT pertama bagi Indonesia sebagai anggota resmi BRICS sejak 1 Januari 2025.
- Keseriusan diplomasi tercermin dari kedatangan delegasi tinggi termasuk Menteri Ekonomi, Keuangan, Kabinet, dan Sekretariat Kabinet
- BRICS kini dianggotai 12 negara, mewakili 50 % populasi global dan 35 % GDP dunia.
Diplomasi Ekonomi: Kesepakatan Perdagangan Beras
Dalam pertemuan bilateral dengan PM Vietnam Pham Minh Chinh, Prabowo menyepakati perjanjian impor beras senilai puluhan ribu ton untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia.
Tantangan dari AS
Namun langkah Indonesia juga mendapat tekanan dari Presiden Trump, yang memperingatkan kemungkinan kenaikan tarif 10 % barang negara-negara BRICS anti‑Amerika. Indonesia tengah berupaya negosiasi termasuk potensi pembelian gandum AS dan pesawat Boeing untuk mempertahankan hubungan baik.
Fokus dan Dampak Utama
- Diplomasi multilateral: Indonesia tampil sebagai mediator isu global seperti Gaza, Palestina, dan reformasi PBB.
- Akses pasar: Kesepakatan impor beras dan negosiasi pasar AS mencegah dampak tarif.
- Dukungan global: Indonesia memperkuat jaringan dengan Global South, BRICS, dan blok baru internasional.