Karena jika bulan ini telah dimuliakan oleh Allah, dan disandarkan langsung kepada-Nya, maka setiap amal ibadah yang dilakukan di dalamnya juga akan bernilai lebih mulia dan lebih agung di sisi Allah swt. Inilah kesempatan emas yang tidak seharusnya kita abaikan begitu saja.
Mari kita isi hari-hari yang tersisa ini dengan berbagai amal kebajikan. Memperbanyak shalat sunnah, membaca Al-Qur’an, memperbanyak istighfar, membantu sesama, menjaga lisan, dan menahan diri dari segala bentuk kemaksiatan, membantu tetangga yang sedang mengalami kesulitan ekonomi, membayar utang orang yang terlilit pinjaman, serta ikut srta dalam kegiatan-kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat.
Bagi yang mampu, mari ringankan beban saudara-saudara kita yang terkena musibah, atau yang masih terjerat dampak ekonomi. Dan bagi yang diberi kelebihan ilmu dan waktu, mari kita juga sebarkan kebaikan dengan mengajar, memberi nasihat, dan memperkuat ukhuwah di tengah lingkungan kita.
Baca Juga:Teks Khutbah Jumat 4 Juli 2025: Keistimewaan Berbakti Kepada Kedua Orang TuaTeks Khutbah Jumat 27 Juni 2025: Isilah Liburan Sekolah dengan Kegiatan Bermanfaat
Selain itu, kemuliaan bulan ini juga dapat kita lihat perihal bagaimana Allah menjadikan Muharram sebagai awal atau pembuka dari bulan-bulan lainnya dalam kalender Hijriyah.
Bahkan menurut Imam Hasan Bashri bulan Muharram merupakan paling utamanya bulan setelah bulan Ramadhan. Pendapat tersebut sebagaimana dikutip oleh Imam Ibnu Rajab al-Baghdadi dalam kitab Lathaiful Ma’arif, jilid I, halaman 36, yaitu:
عَنِ الْحَسَنِ قَالَ: إِنَّ اللهَ افْتَتَحَ السَّنَةَ بِشَهْرٍ حَرَامٍ، وَخَتَمَهَا بِشَهْرٍ حَرَامٍ، فَلَيْسَ شَهْرٌ فِي السَّنَةِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ أَعْظَمَ عِنْدَ اللهِ مِنَ الْمُحَرَّمِ
Artinya, “Dari Hasan Bashri, ia berkata: “Sesungguhnya Allah memulai tahun dengan bulan haram, dan menutupnya juga dengan bulan haram. Maka tidak ada bulan dalam setahun setelah bulan Ramadhan yang lebih agung di sisi Allah daripada bulan Muharram.”
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Oleh sebab itu, sebelum khatib menutup khutbah ini, mari kita bersama-sama mengais keutamaan ibadah di bulan Muharram ini. Jangan sampai hari-hari terakhirnya berlalu tanpa bekas amal saleh dalam catatan kita.
Jadikan sisa bulan ini sebagai momentum untuk memperbaiki diri, memperbanyak ibadah, membantu tetangga yang kesulitan, melunasi utang orang yang terjerat pinjaman, atau terlibat dalam kegiatan sosial masyarakat.
Sebab tidak ada yang tahu, apakah kita akan kembali berjumpa dengan bulan ini di tahun yang akan datang, ataukah ini adalah Muharram terakhir dalam hidup kita.