BigBox-AI Hadir Menjawab Tantangan Digitalisasi Layanan Keuangan

BigBox-AI Hadir Menjawab Tantangan Digitalisasi Layanan Keuangan
BigBox-AI Hadir Menjawab Tantangan Digitalisasi Layanan Keuangan
0 Komentar

KURASI MEDIA – Dalam lanskap digital yang terus berkembang, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) terus membuktikan komitmennya sebagai lokomotif transformasi digital di Indonesia. Telkom terus mengembangkan teknologi Artificial Intelligence (AI) menjadi beragam solusi yang dapat dimanfaatkan berbagai sektor dan industri dalam menghadapi tantangan dan persaingan global, tidak terkecuali pada industri keuangan.

Telkom melalui solusi-solusi dari BigBox AI mampu membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional di industri keuangan. Kapabilitas big data dan AI dari Telkom juga dapat dimanfaatkan dalam mendukung pengambilan keputusan strategis berbasis data.

Industri keuangan menghadapi berbagai tantangan yang kompleks dan dinamis, seiring dengan cepatnya perubahan teknologi dan ekspektasi pasar. Salah satu tantangan utama adalah regulasi dan kepatuhan (compliance). Lembaga keuangan harus terus menyesuaikan diri dengan regulasi yang ketat dan senantiasa dinamis, baik di tingkat lokal maupun global.

Baca Juga:62 pelaku UMKM Jateng Ikuti Pameran Dekranasda Expo 2025, Transaksinya Tembus Rp452 JutaBagian dari TelkomGroup, NeutraDC Nxera Batam, Gandeng Medco Power Wujudkan Data Center Hijau di Batam

Kegagalan dalam memenuhi aturan seperti Know Your Customer (KYC) misalnya, bisa berujung pada hilangnya kepercayaan publik. Di sisi lain, ancaman keamanan siber menjadi perhatian besar juga. Industri ini merupakan target utama serangan siber seperti phishing, ransomware, dan pencurian data, yang dapat menyebabkan kerugian finansial signifikan serta merusak reputasi perusahaan.

Selain itu, proses digitalisasi dan transformasi teknologi menjadi tantangan tersendiri. Lembaga keuangan dituntut untuk mengadopsi inovasi seperti kecerdasan buatan, cloud computing, dan blockchain, dengan tetap harus menjaga stabilitas sistem yang sangat sensitif.

Hal ini juga berkaitan erat dengan meningkatnya tuntutan pelanggan terhadap layanan yang cepat, personal, dan tersedia 24/7. Bila institusi keuangan gagal memenuhi harapan ini, ada risiko nasabah akan beralih ke penyedia layanan keuangan digital seperti fintech atau neobank yang lebih lincah dan berorientasi pada pengalaman pengguna.

Tantangan lain yang tak kalah penting adalah manajemen risiko terhadap volatilitas pasar global. Fluktuasi suku bunga, nilai tukar, hingga dampak dari krisis ekonomi atau peristiwa geopolitik dapat mengancam stabilitas lembaga keuangan. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan prediksi dan mitigasi risiko berbasis data yang andal.

Di tengah situasi tersebut, persaingan dengan fintech dan startup digital pun semakin menekan. Fintech sering kali menawarkan layanan yang lebih murah dan cepat, mendorong lembaga keuangan tradisional untuk berinovasi atau menjalin kolaborasi strategis agar tetap relevan.

0 Komentar