KURASI MEDIA – YouTube resmi memberlakukan kebijakan baru yang memperketat proses monetisasi konten pada Selasa (15/7/2025). Akibat aturan ini, ribuan video yang sebelumnya bisa menghasilkan uang melalui program YouTube Partner Program (YPP) kini terancam kehilangan hak monetisasinya.
Namun, kebijakan ini tidak berlaku untuk semua jenis konten. YouTube secara khusus menargetkan video-video yang dianggap tidak autentik atau tidak memberikan nilai tambah yang jelas bagi penonton.
Jenis Konten yang Tidak Bisa Dimonetisasi
Menurut panduan resmi dari Google Support, YouTube menyatakan bahwa video yang tidak autentik atau terlalu generik tidak akan lagi memenuhi syarat monetisasi. Konten semacam ini dinilai tidak memberikan pengalaman unik atau kreatif bagi audiens.
Baca Juga:Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2025–2029 sedang dibahas Panitia Khusus 10 dipimpin Heri HermawanBRI Luncurkan BRILiaN Way, Transformasi Culture Menuju One of The Most Profitable Bank in Southeast Asia
- Beberapa contoh video yang termasuk kategori tidak bisa dimonetisasi antara lain:
- Video dengan narasi berulang tanpa variasi berarti antar episode.
- Slideshow gambar atau teks tanpa narasi, komentar, atau nilai edukasi.
- Cuplikan acara TV, film, atau karya kreator lain yang diunggah ulang tanpa perubahan signifikan.
- Kompilasi lagu yang hanya diubah kecepatan atau nadanya.
- Reupload video dari platform lain tanpa menambahkan narasi atau interpretasi pribadi.
- Video promosi atau konten ulang pihak lain tanpa nilai tambah.
- Konten reaksi non-verbal tanpa komentar atau konteks.
- Video massal dengan pola dan template serupa satu sama lain.
Konten yang Masih Bisa Dimonetisasi
Meski lebih ketat, YouTube tetap memberi ruang bagi kreator yang mampu memberikan sentuhan personal atau transformasi pada kontennya. Konten yang masih bisa mendapatkan penghasilan antara lain:
- Video dengan intro/outro serupa tapi memiliki isi konten berbeda.
- Ulasan, reaksi, atau komentar terhadap konten pihak lain.
- Cuplikan olahraga yang disertai analisis atau narasi kreator.
- Kompilasi klip yang disusun dengan alur cerita dan komentar pribadi.
- Remix lagu atau Shorts dengan elemen audio/visual orisinal.
- Video yang memperlihatkan kreator menjelaskan kontribusinya pada konten.
- Reused content yang mengalami perubahan besar dalam segi visual, audio, atau narasi.
YouTube menekankan bahwa selama penonton bisa mengenali adanya nilai tambah atau kreativitas dari sang kreator, maka video tersebut tetap layak untuk dimonetisasi.