Buntut Kebijakan KDM, SMK Swasta di Karawang hanya Dapat 9 Siswa Baru Saja

MPLS SMK Swasta Pendekar di Karawang
Potret Masa pengenalan Llingkungan sekolah (MPLS) SMK Swasta Pendekar hanya diikuti sembilan siswa (Sumber: Dokumentasi Berita Satu)
0 Komentar

KURASI MEDIA – Sekolah menengah kejuruan (SMK) swasta yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat, hanya mendapatkan sembilan siswa baru saja dalam proses sistem penerimaan murid baru (SPMB) 2025/2026.

Hal itu diduga karena buntut kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau Kang Dedi Mulyadi (KDM) yang memperbolehkan satu kelas di sekolah negeri diisi hingga 50 siswa.

Kepala sekolah SMK Pendekar, Suhela Maeliala mengatakan pihaknya kini kesulitan menjaring siswa baru. Bahkan pada masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) 2025, SMK Pendekar terlihat jauh lebih sepi dibandingkan sekolah-sekolah negeri lainnya.

Baca Juga:9 Sekolah Rakyat di Jateng Mulai Beroperasi, Akses Pendidikan untuk Anak dari Keluarga MiskinHari Pertama MPLS Panca Waluya 2025: Berjalan Menyenangkan, Fasilitas Akan Terus Dioptimalkan

“Jumlah murid baru yang hanya Sembilan orang menjadi tantangan besar bagi pihak sekolah dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar,” tuturnya dikutip dari Berita Satu, Kamis (17/7/2025).

Suhela menambahkan, sepinya siswa baru itu dikarenakan oleh kebijakan dari Dedi Mulyadi. Dari semula maksimal 30 siswa, kini diperbolehkan hingga 50 siswa per kelas.

“Hal ini secara langsung mengurangi kuota siswa yang biasanya tersebar ke sekolah swasta,” keluhnya.

Akibat dari itu, terdapat banyak sekolah swasta yang tak mendapat jatah siswa baru. Bahkan untuk menjaring murid, para guru di SMK Pendekar sampai melakukan pendekatan door to door.

“Hal ini menunjukkan upaya keras agar sekolah tetap bertahan,” tambah Suhela.

Sekarang pihak sekolah berharap pemerintah terkait bisa lebih memperhatikan nasib sekolah swasta kedepannya. Agar tak semakin terpinggirkan.

Jika tidak ada kebijakan penyeimbang, dikhawatirkan banyak sekolah swasta akan tutup karena tidak mampu bersaing dengan sekolah negeri yang daya tampungnya ditingkatkan.

Baca Juga:Dedi Mulyadi Beberkan Alasan Libatkan TNI-Polri dalam MPLS 2025, Begini KatanyaDukung Pendidikan Anak, Ini Makna Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah

Sebagaimana informasi tambahan, sebelumnya Ketua FKSS Jawa Barat, Ade H Hendriana, mengungkapkan bahwa dampak kebijakan ini sangat terasa. Banyak calon murid di SMA/SMK swasta yang membatalkan pendaftaran dan mencabut berkas untuk pindah ke sekolah negeri.

Ade menyebutkan, tingkat keterisian murid baru di SMA swasta hanya mencapai 20-30 persen setelah pengumuman Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahap II. Bahkan, sekolah swasta favorit di Kota Bandung pun mengalami penurunan drastis jumlah siswa.

“Ada laporannya dari Depok, Sukabumi, Kota Bandung, Garut, dan lainnya. Setelah pengumuman terakhir, SMA swasta bukannya bertambah malah banyak yang mencabut berkas,” ujar Ade. (*)

0 Komentar