KURASI MEDIA – Festival budaya khas Riau, Pacu Jalur, resmi masuk dalam ajang prestisius Karisma Event Nusantara (KEN) 2025. Ini menjadi momentum untuk mengangkat budaya lokal ke panggung dunia dan mendorong pariwisata domestik makin dilirik secara global.
Pacu Jalur Jadi Salah Satu Event Andalan Riau
Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, menyatakan bahwa Kemenpar telah mendukung Pacu Jalur sejak 2022. Sejak fenomena “aura farming” viral di media digital, dukungan semakin digencarkan dengan masuknya event ini dalam KEN 2025—program promosi budaya dan pariwisata nasional
Event Pacu Jalur 2025 dijadwalkan berlangsung 20–24 Agustus di Tepian Narosa, Teluk Kuantan, Riau
Baca Juga:Tradisi Pacu Jalur Diklaim oleh Warganet Malaysia, Kepala Dispar Riau Ungkap FaktanyaBagaimana Sejarah Pacu Jalur, Tradisi Riau yang Viral Gegara Tren Aura Farming?
Fenomena “Aura Farming” Tarik Perhatian Internasional
Video konten viral yang menampilkan bocah menari di ujung perahu—dikenal sebagai “aura farming”—menjadi nilai jual tambahan. Fenomena ini menunjukkan potensi budaya tradisional yang relevan di era digital, sekaligus memperluas audiens hingga mancanegara
Kolaborasi Lintas Pihak Demi Kelancaran Event
Pacu Jalur mendapat dukungan menyeluruh dari:
Kemenpar: promosi lewat Wonderful Indonesia, Pesona Indonesia, dan kemasan konten kreatif di media sosial Pemda Riau: perbaikan infrastruktur, dan peningkatan akomodasi OTA & Pariwisata: pembuatan paket tur “Open Trip With KEN” Dampak Ekonomi Signifikan
Prediksi dampak:
Lonjakan wisatawan hingga 30% dibandingkan tahun lalu Perputaran ekonomi lokal mencapai Rp 75 miliar, diharapkan menguntungkan pelaku UMKM dan sektor hospitality
Arah Baru Pariwisata Kebudayaan Indonesia
Menpar menggarisbawahi bahwa budaya menjadi alat diplomasi dan daya saing global. Dengan metode promosi berbasis digital canggih (Tourism 5.0), tradisi lokal seperti Pacu Jalur kini diproyeksikan mampu menggaet wisatawan global
Masuknya Pacu Jalur Riau dalam agenda KEN 2025 bukan hanya pengakuan pemerintah terhadap budaya lokal, tetapi juga strategi memperkuat brand pariwisata Indonesia di mata dunia. Kolaborasi kementerian, pemerintah daerah, pelaku industri, dan kreativitas konten digital menunjukkan kesiapan tradisi lokal ini untuk tampil di panggung global. (*)