KURASI MEDIA – Nama Neni Nur Hayati tengah hangat diperbincangkan. Neni diduga menjadi korban Doxing oleh akun Diskominfo Jawa Barat. Dugaan doxing tersebut hadir setelah akun Instagram @diskominfojabar mengunggah video KDM dengan foto Neni di bawahnya.
Unggahan Instagram ini adalah bentuk dari jawaban atas kritik Neni terhadap kebijakan pemerintah yang ia unggah pada TikTok pribadinya @neninurhayati36. Unggahan Neni berisi tentang ketidaksetujuannya terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah. Meski begitu, kritik itu menurut Neni tidak hanya ditujukan untuk KDM saja.
“Saya kira ini adalah hal yang wajar. Saya tidak melakukan penyerangan secara pribadi, sebab yang saya kritisi adalah kebijakannya,” kata Neni.
Baca Juga:Jalan Berikut Akan Ditutup Selama Pocari Sweat Run 2025, Simak Jalan Alternatifnya!Semarak 17-an! Bejo Jahe Merah Dukung Agustusan dengan Dana Rp5 Juta, Simak Ketentuannya
Neni Diserang Warganet
Sebelumnya, Neni mengunggah pendapat pribadinya tentang kepala daerah agar tidak berlebihan dalam pencitraan dan lebih melibatkan publik dalam setiap kebijakan. Ia juga menanadasakan agar pejabat daerah tidak menggunakan buzzer untuk menyerang aktivis yang kritis terhadap kebijakan.
Menanggapi hal ini, akun Instagram Diskominfo Jabar menanggapi pernyataan Neni. Lewat unggahan Instagram, Diskominfo menulis:
“Wargi Jabar, seperti yang disampaikan langsung oleh Gubernur Jabar @dedimulyadi71, tidak ada anggaran khususnya belanja media yang digunakan untuk membayar buzzer,” tulisnya. Tulisan tersebut disertai juga data-data alokasi dana pemerintahan.
Karena unggahan Diskominfo Jabar ini, Neni menuai banyak kritik dan komentar-komentar kasar di akun pribadinya. Merasa kurang nyaman, Neni kemudian buka suara.
“Saya sangat menyayangkan langkah Pemprov Jabar yang menafsirkan secara sepihak dan menyebarluaskan video dengan foto saya tanpa konfirmasi. Bukannya memberi ruang pada kebebasan berpendapat, melainkan yang terjadi justru sebaliknya,” ungkap Neni.
Pernyataan Pemprov Jabar
Menanggapi hal ini, Pemprov Jabar kemudian mengklarifikasi. Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar Herman Suryatman menegaskan jika pihaknya terbuka terhadap setiap kritik. Memastikan jika setiap kritik yang dilayangkan merupakan Upaya bersama dalam mewujudkan Jabar Istimewa.
Terkait dugaan doxing terhadap Neni, ia menyebit jika hal tersebut merupakan dinamika dalam demokrasi dan upaya bersama membangun daerah. Sementara itu, kepala Diskominfo Jabar Adi Komar menambahkan jika unggahan tersebut tidak dimaksudkan untuk mempublikasikan identitas pribadi seseorang ke publick.