KURASI MEDIA – Amal manusia akan dipertanggungjawabkan di akhirat, pada hari pembalasan yang disebut Yaumul Mizan. Di mana amal perbuatan seluruh manusia nantinya akan ditimbang.
Mengingat amal manusia merupakan segala perbuatan baik dan buruk yang dilakukan, semasa hidup. Sehingga nanti rupanya ada tingkatan kadar balasan amal yang diperbuat manusia ketika di dunia.
Sebagai pengingat ke hal yang lebih baik, tema balasan amal manusia di akhirat bisa dijadikan sebagai khutbah Jumat pada 25 Juli 2025 ini:
Khutbah 1
الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن
مَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللّٰهِ اَنْ تَقُوْلُوْا مَا لَا تَفْعَلُوْنَ
Sidang Jumat yang dirahmati Allah
Baca Juga:Teks Khutbah Jumat 25 Juli 2025: Ketika Malu Hilang, Perbuatan Dosa Menjadi BiasaTeks Khutbah Jumat 25 Juli 2025: Jadilah Manusia yang Menebar Manfaat Bagi Sesama
Pertama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah swt. Dzat yang tiada hentinya melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua, termasuk nikmat taufik, hidayah, dan nikmat berjamaah Jumat seperti sekarang ini. Shalawat teriring salam semoga tercurah limpahkan kepada Baginda Alam, Nabi Muhammad saw.
Shalawat serta salam juga semoga tercurahkan kepada para sahabat, para tabi’in dan tabiatnya, hingga kepada kita semua selaku umatnya.
Tak lupa, melalui mimbar ini, khatib sampaikan pesan takwa dan kebaikan, agar kita senantiasa bersungguh-sungguh menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, sehingga kita mendapat ridha dan rahmat-Nya, baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Sidang Jumat rahimakumullah
Rasulullah saw. sendiri dalam salah satu haditsnya menyebutkan tingkatan-tingkatan tersebut. Antara lain dalam hadits yang diriwayatkeun oleh ath-Thabrani dalam kitab al-Mu’jam al-Ausath, jilid II, halaman 1007:
الْأَعْمَالُ خَمْسَةٌ: فَعَمَلٌ بِمِثْلِهِ، وَعَمَلٌ مُوجِبٌ وَعَمَلٌ بِعَشْرَةٍ، وَعَمَلٌ بِسُبْعُ مِائَةٍ وَعَمَلٌ لَا يَعْلَمُ ثَوَابَ عَامِلِهِ إِلَّا اللَّهُ.
Artinya, “Amal-amalan itu ada lima (tingkatan). Ada amal yang dibalas dengan semisalnya. Ada amal yang mewajibkan. Ada amal yang dibalas sepuluh kali lipat. Ada amal yang dibalas tujuh ratus kali lipat. Dan ada amal yang tidak ada yang mengetahui pahala yang berhak diterima pelakunya kecuali Allah.”
Pertama, ada amal yang dibalas dengan semisalnya adalah niat seorang hamba untuk beramal baik, hanya saja karena hal di luar kemampuannya amal itu gagal terlaksana. Itulah kemurahan Allah yang mencatat kebaikan hamba walaupun baru niatnya saja. Tak salah jika Rasululllah saw. menyabdakan, “Niat seorang mukmin lebih baik dari amalnya.” Sebab, dengan niat baiknya, cahaya sudah terpancar dalam hatinya.