Kios Pulsa Terhimpit Era Digital, Jumlah Menyusut 45 Persen dalam 5 Tahun

Kios Pulsa Terhimpit Era Digital, Jumlah Menyusut 45 Persen dalam 5 Tahun
Kios Pulsa Terhimpit Era Digital, Jumlah Menyusut 45 Persen dalam 5 Tahun (Sumber Foto : pinhome.id)
0 Komentar

KURASI MEDIA – Selama dua dekade terakhir, kios pulsa menjadi salah satu ikon usaha mikro di Indonesia. Hampir di setiap sudut kota hingga desa terpampang papan bertuliskan Pulsa Semua Operator, menjadi pemandangan umum di tengah masyarakat.

Namun kini, masa keemasan itu perlahan hilang. Ribuan penjual pulsa dihadapkan pada pilihan sulit yaitu bertahan dengan margin tipis atau menutup usaha akibat tekanan teknologi dan persaingan harga yang semakin brutal.

Margin Keuntungan Anjlok Drastis

Pada awal 2010-an, penjual pulsa bisa mendapatkan keuntungan Rp500–Rp1.000 per transaksi. Dengan pelanggan yang ramai, pendapatan harian cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kini, margin tersebut anjlok menjadi hanya Rp100–Rp300 per transaksi.

Baca Juga:Trik Botol Ajaib Dean Henderson Bawa Crystal Palace Bungkam Liverpool di Community ShieldCrystal Palace Pecahkan Rekor, Angkat Trofi Community Shield Usai Singkirkan Liverpool Lewat Drama Penalti

Mengutip fin.co.id, Rudi (37), penjual pulsa di pinggiran Jakarta, mengaku usahanya nyaris gulung tikar. “Sekarang orang beli kuota langsung dari aplikasi e-commerce atau mobile banking. Kadang harganya malah lebih murah dari modal saya. Kalau bukan karena kebutuhan hidup, mungkin kios ini sudah tutup,” ujarnya.

Beban Sistem Deposit dan Pinjaman

Salah satu tantangan terbesar bagi penjual pulsa adalah sistem deposit, di mana mereka harus menyetor modal awal ke distributor atau server. Nominalnya bervariasi, mulai dari Rp1 juta hingga Rp5 juta, tergantung jenis layanan.

Siti Rahmah (42), penjual pulsa di Tangerang, mengaku terpaksa meminjam uang ke koperasi untuk modal deposit. “Kalau saldo kosong, kita nggak bisa transaksi. Sementara omzet makin kecil karena pelanggan beralih ke aplikasi,” keluhnya.

Bahkan, tak sedikit penjual pulsa terjerat pinjaman online demi modal cepat. Sayangnya, bunga tinggi yang dibebankan justru memangkas sisa keuntungan yang semakin tipis.

Persaingan Tak Seimbang dengan Platform Digital

Data Asosiasi Penjual Pulsa dan Data Seluler Indonesia (APPDI) mencatat, jumlah kios pulsa di Indonesia turun hingga 45 persen dalam lima tahun terakhir. Penurunan ini selaras dengan meningkatnya penetrasi aplikasi digital dan marketplace yang menjual pulsa atau paket data dengan harga mendekati, bahkan di bawah, modal penjual tradisional.

Pemerhati UMKM, Bambang Prasetyo, menilai persaingan ini tidak seimbang. “Platform digital punya modal besar, bisa kasih promo dan potongan harga besar-besaran. Penjual pulsa tradisional jelas kesulitan bersaing kalau hanya mengandalkan margin jualan pulsa,” ujarnya.

0 Komentar