People Power Pati Turun Jalan, Demo Akbar Hadang Arogansi Bupati

People Power Pati Turun Jalan, Demo Akbar Hadang Arogansi Bupati
People Power Pati Turun Jalan, Demo Akbar Hadang Arogansi Bupati (Sumber Foto : NUonline.com)
0 Komentar

KURASI MEDIA – Bupati Pati, Sudewo, mendapat gelombang penolakan besar setelah menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250%.

Bagi warga, ini bukan sekadar angka di atas kertas. Kebijakan ini menjadi beban nyata yang menghantam petani, pedagang pasar, buruh bangunan, dan pemilik warung kecil.

Lahan yang selama ini menjadi sumber penghidupan berubah menjadi jerat. Pendapatan warga tak bertambah, tapi kewajiban pajak melonjak tajam. Akibatnya, perputaran uang di desa melambat, daya beli turun, dan potensi kredit macet meningkat.

Pernyataan Kontroversial Bupati Sudewo

Baca Juga:Mengapa Bupati Pati Didemo? Ini 4 Kebijakan KontroversialnyaPertemuan Bupati Pati dengan Massa Aksi Ricuh, Botol Air Nyaris Mengenai Sudewo

Alih-alih menenangkan warga, Bupati Sudewo justru mengeluarkan pernyataan yang memicu kemarahan:

“Jangankan 5.000 orang, 50.000 pun saya tak gentar.” Pernyataan ini terdengar seperti ucapan penguasa otoriter, bukan pemimpin daerah pilihan rakyat. Ucapan itu menjadi pemicu People Power Pati gelombang perlawanan rakyat yang mengingatkan pada reformasi 1998.

  • Gelombang Protes dan Tekanan Publik
  • Penolakan datang dari berbagai arah:
  • Aksi unjuk rasa di jalan-jalan Pati
  • Hujatan di media sosial
  • Kritik tajam dari tokoh masyarakat
  • Teguran resmi dari Gubernur Jawa Tengah

Awalnya, Sudewo terkesan tak bergeming. Namun, tekanan terus membesar hingga akhirnya ia membatalkan kenaikan PBB-P2. Masyarakat Pati meminta Bupati Sudewo untuk mundur meskipun kebijakan dicabut.

Rabu (13/8/2025) ribuan warga kembali berkumpul di depan Kantor Pemkab Pati. Tuntutannya kini lebih keras terhadap Bupati Sudewo untuk mundur dari jabatan.

Aksi ini menunjukkan bahwa masalahnya bukan sekadar pajak, tapi juga krisis kepercayaan.

Langkah yang Harus Diambil Bupati Sudewo

Untuk memulihkan kepercayaan rakyat, Bupati Pati perlu:

  • Membuka dialog publik yang transparan dan partisipatif.
  • Menyusun kajian kemampuan bayar warga sebelum membuat kebijakan pajak.
  • Menerapkan kenaikan bertahap, melindungi warga miskin.
  • Mengubah gaya komunikasi dari menantang menjadi mendengar.

Kasus kenaikan PBB Pati menjadi pengingat bahwa kekuasaan tanpa empati akan berakhir di jalanan. People Power Pati membuktikan bahwa rakyat yang bersatu mampu membalikkan kebijakan pemerintah.

Pertanyaannya, apakah Bupati Sudewo akan belajar dari kekalahan ini atau menunggu gelombang berikutnya?

0 Komentar