KURASI MEDIA – Penipuan digital atau online scam masih menjadi masalah terbesar dalam ekosistem keuangan digital di Indonesia. Survei terbaru tahun 2025 mencatat bahwa kasus scam menempati urutan teratas ancaman keamanan siber, dengan tingkat korban mencapai 22,12 persen dari total pengguna internet di Indonesia.
Kerugian finansial akibat kejahatan ini juga sangat besar. Dalam periode November 2024 hingga Januari 2025 saja, total kerugian ditaksir mencapai Rp 476 miliar, dengan lebih dari 1,2 juta pengaduan resmi yang diterima.
“Berdasarkan survei pada 2025, penipuan online merupakan kasus keamanan tertinggi di Indonesia dengan tingkat korban mencapai 22,12 % dari total pengguna internet. Bahkan, dari November 2024 hingga Januari 2025, total kerugian akibat berbagai bentuk scam diperkirakan mencapai Rp 476 miliar, dengan lebih dari 1,2 juta pengaduan yang masuk,” tulis Beritasatu.
Aftech: Butuh kolaborasi lintas sektor
Baca Juga:5 Tips Top Up FF Murah dan Aman: Cara Beli Diamond Free Fire Tanpa Takut ScamApa itu Love Scamming?
Anggota Dewan Pengawas Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech), Aldi Haryopratomo, menegaskan bahwa pemberantasan aktivitas keuangan ilegal tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. “Ini butuh kolaborasi antara semua pihak industri,” ujar Aldi dalam acara Kampanye Nasional Berantas Scam dan Aktivitas Keuangan Ilegal, Selasa (19/8/2025).
Edukasi masyarakat lewat media sosial
Menurut Aldi, kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan digital harus diperkuat melalui edukasi yang dekat dengan keseharian publik. “Kampanye tidak cukup hanya lewat seminar, tetapi juga harus menyentuh platform populer seperti media sosial dan film,” jelasnya.
Sistem keuangan digital aman dorong ekonomi inklusif
Aldi juga menegaskan bahwa penguatan tata kelola dan keamanan siber menjadi kunci untuk menciptakan sistem keuangan digital yang aman, terpercaya, dan jauh dari penipuan. Menurutnya, hal itu tidak hanya meningkatkan kepercayaan publik, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif di Indonesia.
“Layanan keuangan digital inilah yang akan menciptakan sebuah ekonomi yang tidak hanya maju dan tumbuh 8 persen, tetapi juga benar-benar bermanfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke,” pungkasnya.