KURASI MEDIA – Nama Setya Novanto tidak asing dalam peta politik Indonesia. Ia dikenal sebagai politisi senior Partai Golkar yang pernah menduduki berbagai jabatan strategis, termasuk sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Namun, perjalanan politiknya juga dibayangi oleh skandal besar, terutama kasus korupsi e-KTP yang menyeretnya hingga ke kursi pesakitan.
Artikel ini mengulas profil lengkap Setya Novanto, kiprah politiknya, serta kontroversi kasus korupsi yang menjadikan namanya salah satu yang paling diperbincangkan di panggung politik Indonesia.
Perjalanan Awal dan Karier Politik
Setya Novanto lahir pada 12 November 1955 di Bandung, Jawa Barat. Ia menempuh pendidikan tinggi di Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya, dengan latar belakang ekonomi. Setelah meniti karier sebagai pengusaha, ia kemudian terjun ke dunia politik pada era Orde Baru.
Baca Juga:Survei Kepuasan Paus Leo XIV: Kepemimpinan Moderat Disambut Positif Umat KatolikBabak Baru Korupsi Kuota Haji: Kasus Mencuat, Publik Tagih Transparansi
Namanya mulai dikenal publik saat bergabung dengan Partai Golkar, partai yang kala itu menjadi salah satu kekuatan politik utama di Indonesia. Sejak era Reformasi, Novanto aktif di parlemen dan terpilih sebagai anggota DPR RI selama beberapa periode.
Di internal Golkar, ia menempati posisi strategis hingga akhirnya terpilih sebagai Ketua DPR RI periode 2014–2017. Sebagai salah satu tokoh penting di partai beringin, Novanto kerap disebut sebagai “king maker” dalam berbagai dinamika politik nasional.
Reputasi Politik yang Penuh Kontroversi
Meski memiliki karier politik yang panjang, nama Setya Novanto kerap dikaitkan dengan berbagai kontroversi. Ia sempat muncul dalam sejumlah kasus besar, mulai dari “Papa Minta Saham” terkait Freeport Indonesia hingga dugaan keterlibatan dalam beberapa proyek pemerintah.
Puncaknya adalah keterlibatan Novanto dalam kasus korupsi e-KTP, proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk elektronik yang menelan kerugian negara hingga Rp2,3 triliun.
Kasus Korupsi e-KTP
Kasus e-KTP menjadi salah satu mega korupsi terbesar dalam sejarah Indonesia. Setya Novanto didakwa menerima aliran dana puluhan juta dolar AS dari proyek ini. Proses hukum yang menjeratnya berlangsung panjang dan penuh drama.
Pada 2017, ia sempat buron dan menghindar dari panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Publik masih mengingat insiden “kecelakaan tiang listrik” yang membuatnya dilarikan ke rumah sakit, hingga dijuluki “Drama Papa Setnov”.