Setya Novanto Baru Bebas, dan Masih Jadi Kader Golkar?

Setya Novanto Baru Bebas, dan Masih Jadi Kader Golkar?
Setya Novanto Baru Bebas, dan Masih Jadi Kader Golkar? (Jawa Pos)
0 Komentar

KURASI MEDIA – Nama Setya Novanto, mantan Ketua DPR sekaligus eks Ketua Umum Partai Golkar, kembali menjadi sorotan publik setelah ia resmi bebas dari Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, Bandung. Kebebasan Novanto menimbulkan perdebatan, terutama soal statusnya di Partai Golkar.

Bebas Setelah Jalani Hukuman Korupsi e-KTP

Setya Novanto sebelumnya divonis 15 tahun penjara dalam kasus mega korupsi Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP) dengan kerugian negara mencapai Rp2,3 triliun. Ia mulai menjalani hukuman pada 2018 dan mendapat pemotongan masa tahanan lewat remisi serta program asimilasi.

Kini, setelah resmi bebas bersyarat, Novanto menyatakan akan kembali beraktivitas di tengah masyarakat. Namun, publik mempertanyakan apakah ia masih memiliki ruang di Partai Golkar.

Baca Juga:Babak Baru Kasus Korup Harry Tanoe: Kakak Harry Tanoe Dipanggil KPKKerja Sama Dengan KPK RI, Pemkab Bandung Gelar Pendidikan Antikorupsi Bagi ASN

Sikap Partai Golkar

Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Lodewijk F. Paulus, saat dikonfirmasi wartawan, belum memberikan jawaban tegas apakah Novanto masih tercatat sebagai kader aktif. “Secara administratif, kami akan cek kembali data keanggotaan. Namun tentu saja, Golkar memiliki mekanisme internal dalam menyikapi kader yang pernah terjerat kasus hukum,” ujarnya.

Sementara itu, sejumlah elite Golkar menyebutkan bahwa partai akan berhati-hati dalam mengambil langkah. Ada yang menilai Novanto masih punya ikatan historis dengan Golkar, tetapi ada pula yang menegaskan partai harus menjaga citra bersih menjelang Pemilu 2029.

Pro dan Kontra di Publik

Kembalinya nama Setya Novanto memunculkan pro dan kontra. Sebagian pihak berpendapat bahwa setelah menjalani hukuman, seseorang tetap berhak mendapatkan ruang sosial dan politik. Namun, banyak pula yang menolak bila eks napi korupsi kembali berperan di panggung politik nasional.

“Secara hukum, ia bebas. Tapi secara moral, publik sulit menerima jika figur yang pernah terjerat mega korupsi kembali masuk ke ranah politik,” kata analis politik Universitas Indonesia, Arif Gunawan.

Tantangan bagi Golkar

Situasi ini menjadi ujian bagi Golkar, salah satu partai tertua di Indonesia. Keputusan soal status Setya Novanto akan berdampak pada citra partai, terutama di mata pemilih muda yang menuntut integritas dan transparansi.

Publik kini menunggu langkah resmi Golkar: apakah tetap mempertahankan Novanto sebagai kader atau secara tegas memutuskan hubungan demi menjaga kepercayaan publik. (**)

0 Komentar