Indonesia Kembangkan Zona Swasembada Pangan, Air, dan Energi

Indonesia Kembangkan Zona Swasembada Pangan, Air, dan Energi
Indonesia Kembangkan Zona Swasembada Pangan, Air, dan Energi (menpan.go.id)
0 Komentar

KURASI MEDIA – Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan langkah strategis dengan mengembangkan Zona Swasembada Pangan, Air, dan Energi. Program ini ditujukan untuk memperkuat ketahanan nasional sekaligus menghadapi tantangan perubahan iklim dan ketidakpastian global yang kian meningkat.

Fokus Pangan, Air, dan Energi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan zona ini akan menjadi kawasan terpadu yang mengintegrasikan produksi pangan, pengelolaan air, serta energi terbarukan.

“Tujuannya adalah agar Indonesia tidak hanya bergantung pada impor, tetapi mampu memenuhi kebutuhan pokok secara mandiri, berkelanjutan, dan ramah lingkungan,” ujar Airlangga dalam konferensi pers, Senin (18/8).

Baca Juga:Demi Kedaulatan Pangan, Gubernur Jateng Minta Lahan Produktif Tetap DipertahankanUpaya Menjaga Jateng Sebagai Lumbung Pangan Nasional

Sektor pangan difokuskan pada peningkatan produksi beras, jagung, dan kedelai melalui sistem pertanian modern. Sementara itu, pengelolaan air akan mengoptimalkan pembangunan bendungan, irigasi pintar, serta teknologi desalinasi di wilayah pesisir. Untuk energi, pemerintah mendorong pemanfaatan tenaga surya, angin, dan biomassa.

Manfaat untuk Masyarakat

Program ini diharapkan membawa sejumlah dampak positif, di antaranya:

  • Ketahanan pangan lebih kuat – masyarakat memiliki akses lebih mudah terhadap bahan pokok dengan harga stabil.
  • Air bersih lebih merata – pembangunan infrastruktur air akan membantu daerah-daerah yang selama ini rawan kekeringan.
  • Energi terbarukan lebih terjangkau – penggunaan sumber energi hijau mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Selain itu, program ini diproyeksikan mampu membuka lapangan kerja baru, terutama di sektor pertanian modern dan energi hijau.

Tantangan yang Dihadapi

Meski ambisius, implementasi zona swasembada tidak mudah. Tantangan terbesar meliputi pendanaan, kesiapan teknologi, hingga masalah birokrasi. Ekonom dari Universitas Indonesia, Lana Soelistianingsih, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor.

“Jika pemerintah hanya mengandalkan APBN, program ini bisa tersendat. Perlu keterlibatan swasta, BUMN, serta dukungan masyarakat lokal,” jelasnya.

Langkah ke Depan

Pemerintah menargetkan uji coba zona swasembada pertama di beberapa wilayah strategis, seperti Kalimantan dan Nusa Tenggara, yang memiliki lahan luas serta potensi energi terbarukan besar. Jika berhasil, model ini akan diperluas ke wilayah lain sebagai bagian dari strategi jangka panjang Indonesia menuju kemandirian ekonomi. (**)

0 Komentar