Mussolini di Punggungnya, Namun Masa Depan Sepak Bola di Kakinya

Mussolini di Punggungnya, Namun Masa Depan Sepak Bola di Kakinya
Mussolini di Punggungnya, Namun Masa Depan Sepak Bola di Kakinya. (Sumber Foto: romatoday.com)
0 Komentar

KURASI MEDIA – Nama besar seringkali menjadi beban sejarah, sebuah bayang-bayang yang sulit untuk dilepaskan. Namun bagi Romano Floriani Mussolini, nama itu adalah tantangan yang ia pilih untuk hadapi secara terbuka, bukan untuk disembunyikan. Di lapangan hijau, ia ingin menulis kisahnya sendiri, terlepas dari gema masa lalu yang melekat pada nama keluarganya.

Pada usia 22 tahun, Romano yang berposisi sebagai bek kanan berhasil mengantar Cremonese meraih tiket promosi ke Serie A. Ini bukan lagi soal warisan seorang diktator, melainkan pembuktian seorang bek kanan muda yang gigih meniti karier profesionalnya. Dengan postur tinggi 188 cm dan kemampuan bermain yang solid di sisi kanan, baik sebagai bek maupun gelandang sayap, ia menunjukkan potensi yang menjanjikan.

Selama masa peminjamannya di Pescara dan Juve Stabia, Romano telah menorehkan catatan 36 penampilan, dilengkapi dengan satu gol dan dua assist. Pengalaman ini menjadi bekal berharga dalam perjalanannya di dunia sepak bola Italia.

Lahir dari Keluarga Kompleks, Memilih Jalan Sendiri

Baca Juga:Laga Kualifikasi Piala Dunia Norwegia vs Israel: Tiket Didonasikan untuk Gaza, Italia Turut BersikapCara Beli Tiket Timnas Indonesia vs Kuwait & Lebanon, Harga Mulai Rp75 Ribu Saja!

Romano adalah cicit dari Benito Mussolini, mantan pemimpin fasis Italia. Namun, latar belakang keluarganya jauh lebih berwarna dari sekadar satu nama besar itu. Ia lahir dari keluarga yang kompleks. Ayahnya seorang polisi, ibunya adalah politisi Alessandra Mussolini, kakeknya seorang pianis jazz, dan bahkan bibi buyutnya adalah aktris legendaris Sophia Loren.

Meski dikelilingi oleh beragam profesi dan pengaruh, Romano memilih jalannya sendiri, sepak bola. Ia bahkan tetap mengenakan nama “F. Mussolini” di punggung jerseynya, sebuah pilihan pribadi yang menunjukkan bahwa ia tidak lari dari identitasnya, melainkan ingin membangun prestasi di atasnya.

Menulis Kisah Baru di Serie A

Meskipun belum sempat melakukan debut untuk tim utama Lazio, klub yang memilikinya, Romano kini mengambil langkah berani bersama Cremonese di kasta tertinggi sepak bola Italia. Ia berharap dikenal bukan karena nama belakangnya yang kontroversial, tetapi karena kualitas permainannya di lapangan.

Dia tidak bisa memilih masa lalunya, tetapi masa depan ada di tangannya. Di panggung Serie A, Romano Floriani Mussolini bertekad untuk membuktikan bahwa nama di punggungnya hanyalah sebuah nama, sementara kemampuannya di lapangan adalah cerita yang sesungguhnya ia tulis sendiri.

0 Komentar