KURASI MEDIA – Aplikasi Risetcar yang terbukti sebagai penipuan telah meninggalkan kerugian yang amat besar bagi anggotanya.
Banyak anggota yang berkeluh kesah di sosial media, khususnya di unggahan yang terkait dengan Risetcar. Mereka menceritakan seberapa besar kerugian yang sudah dideritanya, dan juga dari mana uang untuk depositnya.
Ada yang mengaku mengalami kerugian hingga miliaran, ada yang menjual aset berharganya seperti rumah dan tanah demi bisa deposit. Ada yang sampai utang pinjol, dan yang paling parah ada yang sampai menggunakan dana desa.
Baca Juga:Stop DEPO di Aplikasi Gircycle, Tanda-tanda SCAM mulai MunculLirik dan Makna Lagu "Bodohnya Aku" Lyodra, Cocok Untuk yang Merasa Ada di Titik Terendah Hubungan
Hal ini terungkap di salah satu unggahan di Channel Youtube Bang Patrol dengan judul “RisetCar: Akhirnya Runtuh Total?. Salah satu akun meninggalkan komentar yang mengejutkan, yakni akun Youtube @lh6idzaenknz yang mengaku sebagai teman dari pelaku yang sudah menggunakan dana desa tersebut.
“Teman saya rugi 100 juta dari dana desa,” tulis @lh6idzaenknz yang dilihat jabarekspres.com pada Rabu (27/8/2020)
Pemilik unggahan seperti tidak percaya dan menanyakan maksud dari komentar tersebut.
“Maksudnya gimana? Dana desa dipakai untuk investasi di Risetcar?,” tulis akun Youtube @BangPatrol yang langsung dijawab iya oleh @lh6idzaenknz.
“Kok berani sekali pake dana desa. Bisa dilaporkan korupsi tu.” timpal akun @BangPatrol.
Demi bisa deposit di aplikasi Risetcar, ada anggota yang sampai korupsi DANA desa agar bisa mendapatkan keuntungan berlipat.
Sayangnya tidak disebutkan identitas orang yang melakukan hal tersebut. Namun bisa dipastikan, yang bersangkutan harus mempertanggung jawabkan perbuatannya, yang menggunakan dana rakyat untuk kepentingan investasi bodong.
Baca Juga:Bon Appetit Your Majesty Episode 3 Kapan Tayang? Cek Jadwal Lengkapnya di Sini Investasi Tercepat di Aplikasi PRADA, Depo Langsung Bisa Ditarik Dalam 5-10 Menit, Amankah?
Ada dugaan hal ini terjadi di Nusa Tenggara Timur, mengingat jumlah korban di wilayah tersebut sangat banyak mencapai lebih dari 6 ribuan orang.
NTT merupakan target wilayah baru bagi peredaran aplikasi ponzi, warganya belum begitu mengenal polanya sehingga masih mudah dirayu dan dijadikan target apsar baru.
Akibatnya, korban diwilayah ini menjadi salah satu yang terbesar menderita kerugian.
Hal ini harusnya menjadi pelajaran berharga, agar tidak mudah percaya dengan aplikasi yang menawarkan investasi dengan profit besar dalam waktu singkat. Karena biasanya aplikasi seperti ini justru berpotensi pada penipuan.