KURASI MEDIA – Presiden Prabowo Subianto mengajukan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 dengan fokus utama menurunkan defisit dan memperkuat disiplin fiskal. Pemerintah menargetkan defisit anggaran 2026 bisa ditekan di bawah 2,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB), lebih rendah dibandingkan proyeksi tahun 2025 yang berada di kisaran 2,7%.
Langkah ini dinilai sebagai upaya nyata menuju anggaran seimbang atau balanced budget yang dicanangkan Prabowo sejak kampanye presiden.
Fokus Utama APBN 2026
Dalam pidatonya di hadapan DPR RI, Presiden Prabowo menekankan bahwa APBN 2026 akan diarahkan pada tiga prioritas utama:
Baca Juga:Badan Industri Mineral Baru Kawal Sumber Daya Rare Earth StrategisDemo Serentak 28 Agustus: 1 Juta Buruh Turun ke Jalan, Tuntut 6 Isu Utama Ketenagakerjaan
- Menjaga stabilitas fiskal dengan menurunkan defisit dan mengendalikan utang.
- Meningkatkan belanja produktif untuk infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.
- Mengoptimalkan penerimaan negara melalui reformasi pajak dan digitalisasi sistem perpajakan.
“Indonesia harus memiliki anggaran yang sehat agar bisa mandiri, kuat, dan tidak terlalu bergantung pada pinjaman luar negeri,” ujar Prabowo.
Strategi Menekan Defisit
Pemerintah merancang sejumlah strategi untuk menekan defisit, di antaranya:
- Meningkatkan penerimaan pajak dengan memperluas basis wajib pajak dan memanfaatkan teknologi digital.
- Mengurangi subsidi yang tidak tepat sasaran, namun tetap menjaga perlindungan sosial bagi masyarakat miskin
- Mengutamakan belanja yang produktif dan efisien, khususnya pada pembangunan infrastruktur dasar dan program ketahanan pangan serta energi.
Menteri Keuangan menambahkan, target pertumbuhan ekonomi tahun 2026 diproyeksikan berada di kisaran 5,4%–5,6%, dengan inflasi terkendali pada level 3%.
Jalan Menuju Anggaran Seimbang
Menurut pemerintah, tren penurunan defisit sejak 2024 menjadi bukti keseriusan dalam mewujudkan anggaran seimbang. Jika konsolidasi fiskal berjalan sesuai rencana, Indonesia diproyeksikan mampu mencapai balanced budget pada tahun 2028–2029.
Ekonom menilai langkah ini positif, meski tetap ada tantangan. “Menurunkan defisit memang penting, tapi jangan sampai mengorbankan program perlindungan sosial dan pembangunan manusia,” kata seorang pengamat ekonomi dari LPEM UI.
Dampak bagi Masyarakat
Bagi masyarakat, kebijakan ini diharapkan dapat menciptakan:
- Stabilitas harga barang melalui pengendalian inflasi.
- Lapangan kerja baru lewat belanja produktif pemerintah.
- Pengelolaan utang negara yang lebih sehat, sehingga beban fiskal di masa depan berkurang.