KURASI MEDIA – Ribuan massa dari berbagai elemen masyarakat menggelar aksi unjuk rasa damai di depan Gedung DPRD Provinsi Lampung, Senin (1/9/2025). Aksi ini diinisiasi Aliansi Lampung Menggugat (ALM) dan Aliansi Lampung Melawan, serta diikuti lebih dari 4.000 orang dari mahasiswa lintas kampus, pelajar, buruh, pengemudi ojol, hingga organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan.
Sebanyak 1.257 personel gabungan Polresta, Polda Lampung, dan tiga matra TNI diterjunkan, ditambah 432 personel cadangan. Dukungan juga datang dari Satpol PP dan warga. Bahkan, Pemkot Bandar Lampung memutuskan pembelajaran daring bagi SD dan SMP untuk menjaga kelancaran lalu lintas.
Massa menyuarakan 10 tuntutan utama, di antaranya reformasi total Polri, pengesahan UU Perampasan Aset, pemecatan menteri bermasalah, kenaikan gaji dosen dan guru, pemotongan tunjangan DPR, hingga pembebasan lahan petani Anak Tuha serta penuntasan kasus pembunuhan Affan Kurniawan.
Baca Juga:Tidak Anarkis, Demo di Tasik Malah Bikin KenyangKementerian PU Ingatkan: Demo Boleh, Tapi Jangan Rusak Fasilitas Umum
Momen menarik terjadi ketika Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal duduk lesehan bersama mahasiswa, Kapolda Irjen Helmy Santika, dan Pangdam XXI/Radin Inten Mayjen Kristomei Sianturi untuk berdialog langsung. “Semua aspirasi akan kami terima dan teruskan ke pemerintah pusat. Hak rakyat untuk bersuara akan selalu dijaga,” ujar Gubernur Rahmat.
Kapolresta Bandar Lampung Kombes Alfret Jacob Tilukay mengapresiasi aksi tertib ini sebagai bukti soliditas TNI-Polri. Senada, Dandim 0410 Letkol Arm Roni Hermawan menyebut aksi damai ini sebagai contoh elegan penyampaian pendapat.
Unjuk rasa berakhir tertib meski diguyur hujan rintik. Pemerintah daerah menilai aksi ini sebagai cermin demokrasi sehat, di mana perbedaan dapat disuarakan tanpa kekerasan.