Mendorong Perubahan dari Lingkungan RT: ISWMP Ajak Kabupaten Bandung Barat Memilah Dari Sumber

ISWMP Ajak Kabupaten Bandung Barat Memilah Sampah Dari Sumber
ISWMP Ajak Kabupaten Bandung Barat Memilah Sampah Dari Sumber
0 Komentar

ISWMP Hadir Menjawab Tantangan

Melalui Program Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Project (ISWMP), pemerintah pusat bersama Bank Dunia berupaya memperbaiki sistem pengelolaan sampah.

Salah satu kegiatan di bidang peran serta masyarakat adalah: Peningkatan Peran Aktif Masyarakat (PPAM), yang fokus pada kampanye untuk mendorong terjadinya perubahan perilaku dalam mengelola sampah di tingkat rumah tangga.

Namun, perubahan perilaku tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan kebijakan dan sistem yang kokoh. Di sinilah peran pemerintah, baik pusat maupun daerah, menjadi sangat penting.

Baca Juga:Bupati Bandung Dorong Partisipasi Masyarakat Melalui Koperasi Merah Putih dalam Kelola Sampah60 Persen Sampah di Jabar dari Rumah Tangga, KLH Tegaskan TPS Liar Coret Adipura

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) memperkuat sisi tata kelola dengan mendorong lahirnya regulasi daerah yang selaras dengan UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, serta memastikan isu persampahan terintegrasi dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah.

Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) di daerah bergerak lebih teknis: menyediakan sarana pemilahan, melatih warga soal komposting, hingga melakukan edukasi rumah ke rumah bersama karang taruna, kader posyandu, dan fasilitator lapangan.

Dengan kombinasi perubahan perilaku di tingkat warga, tata kelola yang kuat, dan implementasi teknis yang berkelanjutan, target pengelolaan sampah nasional bukan lagi sekadar wacana, melainkan tujuan yang nyata untuk dicapai.

Kabupaten Bandung Barat: Pilot Project di Desa Cikahuripan dan Citapen

Dua RT di Kabupaten Bandung Barat — RT 02 RW 10 Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, dan RT 05 RW 13 Desa Citapen, Kecamatan Cihampelas — kini menjadi bukti bahwa perubahan pengelolaan sampah dapat dimulai dari level komunitas terkecil.

Pemilihan kedua wilayah ini bukan tanpa alasan. Keduanya sudah memiliki embrio kegiatan pemilahan sebelumnya, mendapat dukungan tokoh lokal yang kuat, dan dinilai representatif dari sisi tantangan maupun potensi. Kondisi tersebut menjadi modal awal untuk menjalankan Program Peningkatan Peran Aktif Masyarakat (PPAM) di bawah payung ISWMP.

Sejak awal 2024, pendekatan yang digunakan adalah berbasis komunitas dan partisipatif. Karang Taruna dan kader lokal tidak sekadar menjadi pelaksana, tetapi juga motor penggerak edukasi warga. Mereka turun langsung ke rumah-rumah, menjelaskan pentingnya memilah sampah dari sumber, serta membimbing praktik komposting sederhana untuk mengolah sampah organik.

0 Komentar