“Indikator keberhasilan kinerja PPAM adalah apabila sampah yang masuk ke TPST sudah terpilah. Kegiatan pilot project ini merupakan upaya nyata dalam mendorong perubahan perilaku masyarakat untuk memilah sampah. Harapan kami tentu kegiatan pilot project ini dapat direplikasi ke wilayah lain” Ujar Sandhi Eko Bramono, Ph.D, Ketua Central Project Management Unit (CPMU) ISWMP.
Setelah Proyek Selesai, Apa Selanjutnya?
Pilot project di Desa Tegalsari bukanlah sekadar eksperimen jangka pendek yang berakhir di tumpukan laporan akhir. Sejak awal, Pemerintah Desa bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Purwakarta menegaskan bahwa inisiatif ini harus menjadi titik awal transformasi berkelanjutan dalam pengelolaan sampah berbasis komunitas.
Serangkaian langkah strategis pun telah disiapkan secara sistematis. Sarana pemilahan disediakan agar setiap rumah tangga memiliki fasilitas yang memadai untuk memisahkan sampah organik, anorganik, dan residu. Peran kader lingkungan diperkuat, tidak hanya sebagai penggerak, tetapi juga sebagai agen perubahan yang menjadi rujukan warga dalam praktik pengelolaan sampah yang benar. Bahkan, skema insentif dirancang bagi kader dan warga yang konsisten melakukan edukasi dan pemilahan, sehingga semangat gotong royong dapat terus terjaga.
Baca Juga:ICONNET RAME: Rayakan Kemerdekaan Bersama Masyarakat di Perum Samesta Royal Campaka PurwakartaBPS Jabar Maksimalkan Persiapan Sensus Ekonomi 2026 dengan Gladi Bersih di Purwakarta
Lebih jauh lagi, pemerintah desa berencana menggagas aturan tingkat desa—baik dalam bentuk Peraturan Desa (Perdes) maupun sanksi sosial—untuk menindak tegas perilaku membuang sampah sembarangan. Pendekatan ini tidak dimaksudkan untuk menghukum, tetapi untuk membangun kesadaran kolektif bahwa kebersihan lingkungan adalah bagian dari tata kehidupan bersama yang harus dijaga bersama-sama.
Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa Tegalsari memahami inti dari pengelolaan sampah yang berkelanjutan: perubahan perilaku, dukungan regulasi, dan konsistensi pendampingan. Dengan kombinasi tersebut, desa ini berpotensi menjadi model percontohan bagi wilayah lain di Purwakarta maupun daerah lain di Indonesia yang ingin mewujudkan sistem pengelolaan sampah yang mandiri, efektif, dan partisipatif.
Harapan Besar dari Desa Kecil
Tegalsari mungkin hanyalah satu dari sekian banyak desa di Purwakarta. Namun, dari desa kecil inilah, harapan besar tengah bertumbuh. Perubahan tidak selalu lahir dari infrastruktur megah atau teknologi canggih, melainkan dari aksi-aksi sederhana yang dilakukan bersama—dengan semangat gotong royong dan rasa memiliki yang kuat.