KURASI MEDIA – Parlemen Indonesia tengah membahas rencana pemberian mandat baru kepada Bank Indonesia (BI) agar tidak hanya fokus pada stabilitas moneter, tetapi juga berperan aktif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Fokus Baru untuk Bank Sentral
Selama ini, mandat utama BI adalah menjaga kestabilan nilai rupiah, baik terhadap inflasi maupun kurs. Namun, sejumlah anggota DPR menilai peran tersebut perlu diperluas agar lebih relevan dengan tantangan ekonomi saat ini.
“Kita tidak bisa hanya terpaku pada stabilitas. Bank sentral juga harus mendukung penciptaan lapangan kerja, investasi, dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” ujar salah satu anggota Komisi XI DPR.
Baca Juga:Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga secara Mengejutkan untuk Dongkrak Pertumbuhan EkonomiEU-Indonesia Siap Menandatangani Perjanjian Perdagangan Besar di Bali
Pro dan Kontra di Kalangan Ekonomi
Wacana ini menimbulkan perdebatan. Sebagian ekonom mendukung gagasan tersebut karena bisa memberikan ruang bagi BI untuk lebih fleksibel dalam kebijakan moneter, seperti menurunkan suku bunga atau memberikan stimulus likuiditas ke sektor riil.
Namun, ada juga yang mengingatkan agar tidak mengorbankan independensi BI. Menurut mereka, jika bank sentral terlalu fokus pada pertumbuhan, risiko inflasi tinggi dan instabilitas pasar bisa meningkat.
Dampak Potensial bagi Perekonomian
Jika mandat pro-pertumbuhan ini disetujui, BI berpeluang menjadi motor penggerak ekonomi melalui kebijakan moneter yang lebih ekspansif. Hal ini dapat mendorong investasi, konsumsi domestik, serta daya saing industri dalam negeri.
Di sisi lain, tantangan besar tetap ada, terutama menjaga kepercayaan investor dan menjaga keseimbangan antara pertumbuhan serta stabilitas makroekonomi.
Diskusi di parlemen mengenai perluasan mandat Bank Indonesia menunjukkan adanya kesadaran bahwa tantangan ekonomi global membutuhkan strategi baru. Keputusan akhir DPR akan menentukan sejauh mana bank sentral bisa berperan tidak hanya sebagai penjaga stabilitas, tetapi juga pendorong pertumbuhan ekonomi nasional. (**)