Hingga Agustus 2025, APBN Jawa Barat Surplus Rp11,58 triliun

Perwakilan Kementerian Keuangan Jawa Barat menyampaikan kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) Jawa
Perwakilan Kementerian Keuangan Jawa Barat menyampaikan kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) Jawa Barat sampai dengan Agustus 2025 di Ruang Sidang Gedung Keuangan Negara Bandung, (Senin, 29/9)
0 Komentar

KURASI MEDIA, Bandung – Perwakilan Kementerian Keuangan Jawa Barat menyampaikan kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) Jawa Barat sampai dengan Agustus 2025 di Ruang Sidang Gedung Keuangan Negara Bandung, (Senin, 29/9).

Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Jawa Barat yang merupakan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Jawa Barat Finari Manan menyampaikan beberapa hal terkait kondisi perekonomian di Jawa Barat. Beliau menyampaikan hal-hal sebagai berikut:

1. Perekonomian Jawa Barat triwulan II 2025 tumbuh 2,33% (q-to-q) dan 5,23% (y-on-y). PDRB ADHK (yoy) sebesar Rp 459,80 triliun dan ADHB sebesar Rp755,19 triliun.

Baca Juga:Hingga Mei 2025, APBN Jawa Barat Surplus Rp11,79 triliunCek Fakta ! Betulkah IKN Hanya Menggunakan 20% dari APBN

2. Tingkat Inflasi Agustus 2025 sebesar 1,77% (y-on-y) dengan IHK 108,79. Inflasi tertinggi di Kota Sukabumi (3,54%) dengan IHK 109,88; sedangkan inflasi terendah di Kab.Bandung (1,46%) dengan IHK 109,00. Penyumbang utama inflasi emas perhiasan, bawang merah, minyak goreng, kopi bubuk, tomat.

3. Neraca Perdagangan Jawa Barat Juli 2025 Surplus USD 2,47 miliar. Total Ekspor USD 3,51 miliar (↑ m-to-m, ↑ y-on-y) dan Total Impor USD 1,03 miliar (↑ m-to-m, ↓ y-on-y). Pada Januari- Juli 2025, dilihat dari transaksi perdagangan Nonmigas dengan AS menunjukkan surplus mencapai USD 3,40 M, sedangkan dengan Tiongkok dan Taiwan mengalami defisit USD0,11 M dan USD1,29 M.

4. Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Barat Agustus 2025 turun 0,53% menjadi 115,61, karena Indeks Harga yang Diterima Petani (It) turun lebih dalam (0,72%) dibandingkan penurunan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang hanya 0,19%. Penyebab utama penurunan It adalah turunnya harga komoditas pertanian yang diterima petani, meskipun harga beras di tingkat penggilingan justru mengalami kenaikan.

Selanjutnya, Finari menjelaskan bahwa Kinerja APBN di Jawa Barat sampai dengan 31 Agustus 2025 mencatatkan surplus regional sebesar Rp11,58 triliun. Total pendapatan sebesar Rp90,11 triliun (58,53% dari target), sementara total belanja Rp78,54 triliun (64,18% dari pagu). Di sisi pendapatan Negara, Penerimaan Pajak tumbuh sebesar 5,31% (yoy) dikontribusi pertumbuhan Pajak Penghasilan, Cukai, dan Pajak Lainnya.

Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jawa Barat III Romadhaniah menyampaikan Pajak Penghasilan (PPh) tumbuh didorong oleh pertumbuhan sebagian besar jenis PPh kecuali PPh 21 dan PPh 22 yang terkontraksi. Pajak Pertambahan Nilai Dalam Negeri (PPN DN) yang terkontraksi 22,55% menyumbang kontraksi pada PPN dan PPnBM. Kontraksi PPN DN ini disebabkan berkurangnya kontribusi dari WP besar, peningkatan restitusi, dan turunnya konsumsi masyarakat.

0 Komentar