KURASI MEDIA – Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) kini tengah menjadi sasaran kritik keras, hal ini terkait dengan kegagalan Timnas Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia 2026.
Adapun Skuad Garuda ini telah ditaklukan oleh Irak dalam laga penentu grup B babak keempat kualifikasi. Namun rupanya, hal ini menyisakan polemik besar dan bukan sekadar soal skor.
Pengamat sepak bola Fritz Simandjuntak menyebut kekalahan Garuda di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah Arab Saudi, Minggu (12/10/2025) dini hari WIB, adalah potret kelam sepak bola Asia.
Baca Juga:Timnas Indonesia Gagal ke Piala Dunia 2026, Erick Thohir: Kami Mohon MaafTimnas Indonesia Ditekuk Irak, Mimpi ke Piala Dunia 2026 Sirna
“Sudah saatnya kita buka mata. AFC bukan lagi federasi, tetapi sarang mafia sepak bola. Wasit-wasitnya bukan pengadil, tetapi operator pesanan dari kekuasaan Timur Tengah,” ujar Fritzs dikutip Berita Satu, Senin (13/10/2025).
Lebih lanjut, target kritik utama Fritz adalah wasit asal Tiongkok, Ma Ning yang memimpin laga Indonesia vs Irak.
Keputusan-keputusannya dinilai absurd, penuh kejanggalan dan merugikan Jay Idzes dan kawan-kawan.
Fritz pun memerinci pada menit injury time, Zaid Tahseen menyikut Kevin Diks di kotak penalti. Kartu merah diberikan ke Tahseen, tetapi tidak ada penalty. Ma Ning justru menyalahkan Diks karena dianggap memancing emosi lawan.
Sebelumnya, Tahseen juga lolos dari kartu merah saat melanggar Ole Romeny sebagai pemain terakhir. Var tidak digunakan dan hanya diberi kartu kuning.
Justru, protes keras dari manajer Timnas Indonesia Sumardji berujung kartu merah. Namun, yang menjadi pertanyaan bagi Fritz mengapa VAR tak pernah menyala sepanjang laga yang penuh tensi itu.
“Wasit ini tidak independent. Dia bertugas dengan agenda. Bahkan salah seorang tokoh wasit FIFA asal Jepang menyebut Ma Ning sudah menerima perintah sebelum laga dimulai. Tidak ada VAR digunakan dalam laga sekatat itu? Itu bukan kelalaian, itu sabotase,” tegasnya.
Baca Juga:Timnas Indonesia Lawan Irak, Andrew Jung Bingung Dukung SiapaSkenario Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026, Masih Ada Asa?
“Wasit bisa disuap, diarahkan dan dikendalikan. Ini bukan sekadar merusak pertandingan, tetapi menghancurkan masa depan sepak bola Asia. Kita makin tertinggal dari Eropa, Amerika Latin bahkan Afrika,” pungkas Fritz. (*)