Teks Khutbah Jumat 24 Oktober 2025: Oktober Bulan Santri, Kiai dan Pesantren

Teks Khutbah Jumat
Teks khutbah jumat tentang pesantren, kiai dan santri. (Unsplash/sam sul)
0 Komentar

Kiai hidup dalam kesederhanaan. Banyak di antara mereka yang tidak mengejar popularitas, tetapi mengabdikan hidup untuk mengajar.

Mereka menjadi contoh nyata tentang bagaimana ilmu dan ketulusan mampu menggerakkan perubahan.

Sayangnya, masih saja ada segelintir orang yang melecehkan simbol agama, penghinaan terhadap kiai di media sosial, bahkan framing negatif terhadap pesantren.

Baca Juga:Teks Khutbah Jumat 17 Oktober 2025: Menjaga Alam Sebagai Amanah dari AllahTeks Khutbah Jumat 17 Oktober 2025: Menggapai Berkah dengan Menjadi Pedagang yang Jujur di Era Digital

Hal ini menunjukkan adanya krisis adab dan degradasi penghormatan terhadap otoritas keilmuan agama.

Dalam tradisi Islam, adab terhadap guru dan ulama adalah fondasi ilmu itu sendiri. Imam Malik pernah mengingatkan:

عَلِّمِ الأَدَبَ قَبْلَ أَنْ تَتَعَلَّمَ العِلْمَ

Artinya: “Ajarkanlah adab sebelum kamu mempelajari ilmu.”

Maka, memuliakan kiai bukan sekadar etika sosial, tetapi bagian dari spiritualitas yang mendalam.

Hal ini bisa kita lakukan dengan mengembalikan penghormatan kepada ilmu dan guru, mendukung pemberdayaan pesantren seiring perubahan zaman, dan meneladani etos hidup kiai yang sederhana, ikhlas, dan berorientasi pada kemaslahatan umat.

Dengan memuliakan kiai dan pesantren, kita juga bisa terus mengaplikasikan nilai-nilai kebangsaan tawassuth (moderat), tawazun (seimbang), tasamuh (toleran), dan i’tidal (adil).

Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,

Mari kita perkuat lagi moral dan identitas luhur bangsa kita sekaligus mewariskannya pada generasi selanjutnya. Mari kita jadikan sejarah sebagai pelajaran berharga.

Jangan sampai kita melupakannya sehingga kita kehilangan arah dalam meneruskan peradaban dunia.

Baca Juga:Teks Khutbah Jumat 10 Oktober 2025: Mengambil Hikmah dari Pergantian Siang dan MalamTeks Khutbah Jumat 10 Oktober 2025: Pentingnya Peran Ayah dalam Tumbuh Kembang Anak

Semoga Allah senantiasa menjaga pesantren dan kiai-kiai kita untuk terwujudnya Indonesia yang penuh dengan keberkahan dan dunia yang penuh dengan kedamaian.

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

Artinya: “Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (para rasul dan ayat-ayat Kami). Maka, Kami menyiksa mereka disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS Al-A’raf: 96).

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلّٰهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ

فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Teks khutbah ini ditulis oleh H. Muhammad Faizin, Ketua PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung.

Sumber: NU Online. (*)

0 Komentar