“Hubungan kami dengan ITB misalnya sebagai mesin inovasi sudah cukup kuat. Banyak kerjasama yang bisa kita lakukan, tantangan utamanya adalah bagaimana menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah ini. Pekerjaan ini tidak dapat dilakukan dengan pendekatan kerja parsial,” ujarnya.
Diskusi itu menjadi refleksi bersama bahwa pembangunan berkelanjutan tidak cukup hanya dengan infrastruktur fisik, tetapi juga membutuhkan ketahanan sosial yang tumbuh dari partisipasi warga.
Inovasi dari Laboratorium untuk Kehidupan
Beberapa hasil riset unggulan ITB juga dipamerkan dalam kegiatan ini. Salah satunya MASARO (Manajemen Sampah Zero), teknologi pengolahan sampah hasil penelitian ITB yang mampu mengubah limbah menjadi energi dan material baru bernilai ekonomi.
Baca Juga:#Hands4Diabetes 2025: Gerakan Nasional Tropicana Slim Dorong Hidup Sehat dan Produktif di 27 KotaOtsuka Indonesia Luncurkan PROTERAL Junior, Susu Pertumbuhan Anak dengan Protein Optimal dan Bebas Sukrosa
Sistem ini kini diterapkan di sejumlah wilayah Jawa Barat sebagai model circular economy di sektor persampahan.
Selain itu, ada pula Blockwood Modular House, sistem konstruksi modular ramah lingkungan yang dikembangkan oleh tim dari SAPPK ITB.
Teknologi ini dirancang untuk kebutuhan bangunan cepat pasca-bencana maupun hunian di kawasan urban padat.
“Inovasi bukan sekadar kecanggihan teknologi, tapi keberanian untuk menjawab persoalan nyata,” tutur Joko Sarwono.
Ia menegaskan, DKST ITB ingin menjadikan ITB Innovation Park sebagai laboratorium hidup, tempat ide diuji dan diterapkan langsung bersama masyarakat.
Dari Kampus ke Komunitas: Gerakan Inovasi Hijau
Salah satu sesi yang menarik perhatian adalah Community Podcast bertajuk “Dari Kampus ke Komunitas: Inovasi untuk Pembangunan Berkelanjutan.”
Di sini, para peneliti dan pelaku startup berbagi perjalanan mereka dalam membawa teknologi kampus menuju masyarakat, menunjukkan bagaimana inovasi bisa hadir dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga:HRTA Gold Hadirkan Emasku Amanah, Solusi Cerdas Merencanakan Umroh Lewat EmasRencana Skuad Persib Bandung di Masa Jeda Internasional
Plh. Rektor ITB Prof. Ir. Agus Jatnika Effendi, Ph.D., dalam sambutannya menegaskan bahwa keberlanjutan tidak dapat dicapai secara individual.
“Kolaborasi adalah kunci. Melalui INNOVIBES, kami ingin mengundang semua stakeholder — pemerintah, startup, investor, akademisi, hingga komunitas — untuk bergabung dalam gerakan inovasi hijau yang konkret,” ujarnya.
Ia menambahkan, keberadaan ITB Innovation Park di kawasan Summarecon menjadi wujud nyata dari upaya ITB menghadirkan riset yang hidup dan berdampak bagi masyarakat.
