JABAR EKSPRES – Presiden FIFA Gianni Infantino mengumumkan langkah besar untuk memberantas kekerasan daring, ujaran kebencian, rasisme, dan perundungan yang kerap menyasar pemain, pelatih, serta ofisial pertandingan.
Pengumuman ini disampaikan Infantino melalui akun Instagram resminya pada Minggu, 16 November 2025.
Infantino menegaskan bahwa sepak bola harus menjadi ruang yang aman dan inklusif, baik di stadion maupun di platform digital. Ia menekankan pentingnya menciptakan lingkungan bebas kekerasan pada momentum Hari Toleransi Internasional.
Baca Juga:Portugal Lolos ke Piala Dunia 2026 Usai Hajar Armenia 9-1Daftar Lokasi Operasi Zebra Lodaya 2025 di Bandung, Cek Titik Razianya!
Menurutnya, semua pihak di dunia sepak bola berhak terlindungi dari intimidasi dan serangan online.
Melalui layanan baru bernama FIFA Social Media Protection Service, FIFA menggabungkan teknologi canggih dan tenaga ahli untuk memberikan perlindungan terhadap perundungan digital.
Pelaku kekerasan online juga akan dimasukkan ke dalam daftar hitam yang membatasi akses mereka terhadap penjualan tiket turnamen FIFA.
Infantino menambahkan bahwa FIFA akan bekerja sama dengan konfederasi, asosiasi anggota, dan aparat penegak hukum untuk memastikan para pelaku dapat dipertanggungjawabkan.
Layanan perlindungan digital ini pertama kali diujicobakan pada Piala Dunia Qatar 2022 dan kini diperluas menjelang Piala Dunia 2026.
Sepanjang 2025, program digital FIFA menunjukkan hasil signifikan, antara lain:
- Lebih dari 30.000 unggahan kasar dilaporkan dalam satu tahun.
- Sebanyak 11 pelaku diserahkan ke pihak berwenang.
- Total 65.000 unggahan bermasalah ditindak sejak 2022.
- Sebanyak 2.401 akun dipantau di lima platform besar.
- Sebanyak 5,9 juta unggahan dianalisis menggunakan teknologi lanjutan.
- Sebanyak 1,79 juta unggahan ditandai untuk peninjauan lanjutan.
- Sebanyak 20.587 unggahan resmi dilaporkan untuk proses penghapusan.
Langkah strategis ini menegaskan komitmen FIFA untuk menjaga sepak bola tetap aman, inklusif, serta bebas dari perundungan daring. Selain itu, program tersebut menjadi standar baru dalam perlindungan digital di dunia olahraga.
