“Mobile JKN tidak hanya menyediakan antrian online, tetapi juga banyak fitur yang memudahkan peserta dalam mengakses layanan administrasi. Kami ingin seluruh proses yang sebelumnya manual dapat dipindahkan ke kanal digital yang lebih cepat dan efisien. Dengan begitu, peserta hanya perlu fokus pada proses pengobatan tanpa terbebani urusan administrasi,” tambah Edwin.
Dalam obrolan selanjutnya, Edwin membahas bagaimana digitalisasi memberikan dampak signifikan terhadap kecepatan layanan di fasilitas kesehatan. Ia memastikan bahwa integrasi sistem antara BPJS Kesehatan dan rumah sakit berjalan baik agar tidak ada hambatan teknis yang mengganggu peserta. Dengan sistem yang semakin solid, proses pelayanan bisa berjalan lebih lancar.
“Integrasi sistem kami dengan fasilitas kesehatan membuat proses pengecekan data peserta berlangsung otomatis. Hal ini bukan hanya mempercepat proses, tetapi juga meminimalkan potensi kesalahan administratif. Semakin sedikit hambatan teknis, semakin nyaman pula pengalaman peserta dalam berobat,” ungkapnya.
Baca Juga:TelkomGroup Kerahkan 13.700 Personel Siaga 24/7 Jaga Layanan Digital NATARU 2025/2026Asosiasi Motor Honda Cianjur Gelar Kopdargab Akhir Tahun
Edwin juga menegaskan bahwa transformasi digital tidak hanya diperuntukkan bagi peserta, tetapi juga tenaga kesehatan dan petugas administrasi. Keberadaan aplikasi dan integrasi sistem membantu mengurangi beban kerja manual sehingga petugas dapat lebih fokus pada pelayanan klinis kepada pasien.
BPJS Kesehatan pun terus memastikan pelatihan dan pendampingan diberikan kepada fasilitas kesehatan agar pemanfaatan teknologi berjalan optimal. “Kami ingin tenaga kesehatan dan petugas administrasi mendapatkan manfaat langsung dari digitalisasi ini. Dengan beban kerja manual yang berkurang, mereka dapat memberikan pelayanan yang lebih cepat dan lebih tepat kepada peserta. Efisiensi di fasilitas kesehatan akan berdampak langsung pada kualitas layanan yang diterima peserta,” tutup Edwin.
Salah satu peserta JKN yang mendapat kesempatan di sapa oleh Direktur TI BPJS Kesehatan adalah Selvia, warga Jampangkulon yang telah menjadi peserta BPJS Kesehatan selama lebih dari lima tahun. Saat ditemui, ia sedang menunggu panggilan di Poli Mata untuk pemeriksaan lanjutan. “Saya sudah lebih dari lima tahun menjadi peserta BPJS Kesehatan dan selama itu saya sangat merasakan manfaatnya.
