Lebih lanjut, Edwin menjelaskan bahwa Mobile JKN dirancang untuk memangkas proses layanan yang sebelumnya dinilai cukup rumit dan memakan waktu. Dengan digitalisasi, peserta tidak lagi harus datang lebih awal hanya untuk mengurus antrean atau administrasi. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan peserta saat berobat.
“Kami ingin peserta merasakan perubahan nyata dalam proses layanan kesehatan. Dengan Mobile JKN, banyak tahapan administratif yang kini bisa dilakukan secara digital. Peserta dapat mengatur waktu kedatangan dengan lebih baik dan tidak perlu menunggu lama di fasilitas kesehatan,” jelasnya
Edwin juga menekankan bahwa pengembangan Mobile JKN terus dilakukan agar semakin inklusif dan mudah digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat. BPJS Kesehatan menyadari bahwa tingkat literasi digital peserta berbeda-beda, sehingga penyederhanaan tampilan dan fitur menjadi perhatian utama. Upaya ini dilakukan agar tidak ada peserta yang tertinggal dalam memanfaatkan layanan digital.
Baca Juga:Penyerahan Penghargaan Transformasi Digital Kepada RS Primaya SukabumiDecluttering, Cara AHM dan Gen-Z Jaga Lingkungan
“Kami terus berupaya menyempurnakan Mobile JKN agar semakin sederhana dan ramah pengguna. Tidak semua peserta terbiasa dengan teknologi, termasuk peserta lansia. Karena itu, inovasi digital harus bisa diakses oleh semua kalangan,” tambah Edwin.
Pada kesempatan yang sama, Suis Marhendra membagikan pengalamannya sebagai peserta JKN yang telah merasakan manfaat Mobile JKN. Ia mengaku telah menjadi peserta JKN selama kurang lebih tiga tahun, sementara penggunaan Mobile JKN baru ia lakukan sekitar satu tahun terakhir. Awalnya, ia mengenal aplikasi tersebut dari anaknya yang membantu mengajarkan cara penggunaannya.
Seiring waktu, Suis mengaku semakin terbiasa menggunakan Mobile JKN, terutama fitur antrean online. Saat ini, ia tengah menjalani kontrol keempat di Poli Saraf dan merasakan langsung kemudahan yang diberikan aplikasi tersebut. Proses berobat yang sebelumnya terasa rumit kini menjadi lebih sederhana dan teratur.
“Saya sudah tiga tahun menjadi peserta JKN, dan sekitar setahun terakhir menggunakan Mobile JKN. Awalnya diajari anak saya, lama-lama jadi terbiasa. Sekarang kontrol ke Poli Saraf terasa jauh lebih mudah karena antreannya sudah bisa diambil lewat aplikasi,” ungkap Suis.
