Alasan Generasi Milenial Banyak Terjerat Pinjol dan Payleter

0 Komentar

KURASI MEDIA- Generasi milenial merupakan kelompok yang cenderung banyak terperangkap dalam pinjaman online (pinjol) dan layanan paylater. Menurut Gembong Suwito, seorang perencana keuangan, sekitar 63 persen dari generasi milenial tidak memiliki tabungan darurat.

Lebih dari separuh dari mereka, yaitu sekitar 55 persen, termasuk dalam kategori generasi sandwich yang harus mengatasi kebutuhan finansial orang tua dan juga anak-anak mereka.

Gembong menjelaskan bahwa generasi milenial umumnya tidak memiliki tujuan keuangan yang jelas dan tidak mengelola keuangan mereka dengan teratur. Dia juga menyebutkan bahwa pengaruh dari media sosial dan perilaku konsumtif ikut berperan dalam fenomena ini. Generasi milenial sering tergoda dengan kemudahan membeli barang tanpa harus membayar segera dengan layanan paylater.

Baca Juga:Dapatkan Promo Air Asia Rp.0 Hingga 25 Oktober, ini Caranya!Konflik Timur Tengah Memperparah Sintemen Rupiah

Selain itu, mereka juga terjebak dalam pinjol karena gaya hidup mereka. Berbeda dengan masa lalu di mana orang harus menabung sebelum membeli sesuatu yang diinginkan.

Gembong menekankan bahwa media saat ini cenderung memberikan informasi dengan pola konsumtif dan mempromosikan segala kemudahan. Layanan paylater bisa menjadi beban finansial yang besar, karena mereka tidak selalu melihat manfaat jangka panjang dan tergoda dengan gaya hidup instan.

Gembong juga mencatat contoh di mana orang dengan pendapatan sebatas Upah Minimum Regional (UMR) memiliki pinjaman dari 33 layanan pinjol. Di era sekarang, generasi muda sering merasa harus selalu terlihat modis dengan pergi ke pusat perbelanjaan, membeli pakaian terbaru, dan terdorong oleh iklan yang sangat besar dan konsisten.

Dia menekankan bahwa kenyataannya, generasi milenial cenderung lebih boros dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Hal ini karena mereka lebih terpapar dengan informasi terkait iklan dan diskon.

Meskipun secara individu mungkin tidak terasa signifikan, namun secara kumulatif dapat berdampak besar. Di zaman dulu, informasi dan diskon tidak sebanyak sekarang, dan proses pembelian juga tidak semudah sekarang. Akibatnya, keuangan generasi sekarang lebih cenderung tidak teratur dan boros.

Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan keuangan secara berkala, termasuk mempertimbangkan apakah lebih banyak memiliki aset atau utang, apakah aset tersebut produktif atau bersifat konsumtif, dan bagaimana mengelola pengeluaran berdasarkan pendapatan.

0 Komentar