Asal Usul Simbol Semangka dan Palestina, Ini Penjelasannya

Asal Usul Simbol Semangka dan Palestina, Ini Penjelasannya
Asal Usul Simbol Semangka dan Palestina, Ini Penjelasannya
0 Komentar

KURASI MEDIA- Konfilik Israel dan Palestina semakin hari semakin berkecamuk, banyak sekali korban yang berjatuhan. Tak terkecuali anak-anak. Lalu belakangan ini viral semangka dan Palestina. Apa hubungannya? Untuk mengetahuinya yuk simak penjelasannya di bawah ini.

Untuk diketahui, semangka belakangan ini banyak digunakan menjadi symbol perlawanan Palestina yang tertindas dan digempur oleh Israel. Dan banyak netizen yang menggunakan symbol ini sebagai dukungan kepada rakyat Palestina.

Simbol semangka dan Palestina ini sebenarnya merupakan symbol perlawanan yang sudah lama digunakan oleh Masyarakat sana untuk melawan penindasan yang terjadi di negaranya.

Baca Juga:Spoiler Jujutsu Kaisen Chapter 241: Teknik Terkutuk Takaba Kembali!Lirik Lagu November Rain, Arti, dan Makna Lagunya

Lalu apa arti sebenarnya dari semangka dan Palestina?

Asal mula semangka menjadi simbol dukungan bagi Palestina bermula dari pembatasan terhadap pengibaran bendera negara tersebut. Warna-warna yang ada pada semangka (merah, putih, hitam, dan hijau) dianggap mirip dengan warna bendera Palestina.

Selain itu, buah semangka juga memiliki makna yang mendalam dalam budaya dan identitas negara Palestina. Tanaman semangka ditanam secara umum di seluruh wilayah Palestina, mulai dari Jenin hingga Gaza. Semangka juga menjadi elemen penting dalam banyak hidangan tradisional dan sering disebut dalam karya-karya sastra nasional.

Selama bertahun-tahun, semangka telah menjadi simbol perlawanan, digunakan oleh masyarakat Palestina sebagai bentuk protes terhadap penindasan yang dilakukan oleh Israel terhadap identitas mereka, terutama terkait dengan bendera mereka. Saat ini, simbol ini kembali menjadi sorotan dalam unggahan yang banyak dibagikan oleh warganet.

Pada tahun 2021, seniman Sliman Mansour pernah berbicara dengan The National tentang peristiwa yang terjadi pada tahun 1980 di mana pejabat Israel menutup sebuah pameran di Galeri 79 di Ramallah. Pameran tersebut menampilkan karya-karyanya serta karya seniman lain seperti Nabil Anani dan Issam Badrl.

Mansour menceritakan, “Kami diberitahu bahwa melukis bendera Palestina adalah dilarang, bahkan warnanya juga tidak boleh digunakan. Kemudian, Issam bertanya, ‘Bagaimana jika saya menciptakan gambar bunga yang berwarna merah, hijau, hitam, dan putih?’” Pertanyaan ini mendapat reaksi marah dari petugas, yang menjawab, ‘Itu akan disita. Bahkan jika Anda melukis semangka, itu juga akan disita.’”

0 Komentar