Balon China Disebut Mata-mata Ada Kaitannya dengan Penyediaan Internet AS

Balon China Disebut Mata-mata Ada Kaitannya dengan Penyediaan Internet AS
Balon China Disebut Mata-mata Ada Kaitannya dengan Penyediaan Internet AS
0 Komentar

KURASI MEDIA – Amerika Serikat menuding pesawat mata-mata Tiongkok yang terbang di atas Amerika Serikat pada awal tahun ini berkomunikasi dengan Tiongkok melalui layanan penyedia internet yang berbasis di AS.

Seorang pejabat intelijen AS yang tak ingin disebutkan namanya menduga bahwa, berdasarkan penyelidikan, sebuah perusahaan internet AS menyediakan layanan agar balon China itu terus berkomunikasi, sebut NBC News pada Jumat.

Pejabat itu melaporkan bahwa perusahaan internet tersebut digunakan untuk mengirim dan menerima informasi dari China melalui balon tersebut.

Baca Juga:Jelang Malam Tahun Baru, Lalu Lintas di Jalur Bogor-Sukabumi Terpantau Lengang Jelang Tahun Baru, BMKG Sebut Mayoritas Kota Besar di Indonesia Berpotensi Diguyur Hujan Ringan 

Dalam penyelidikan internal, perusahaan yang namanya tidak disebutkan dengan alasan keamanan itu menyatakan tak ada bukti yang mendukung tuduhan tersebut.

“Seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya, pesawat tersebut, yang digunakan untuk penelitian meteorologi, secara tidak sengaja melayang di atas AS karena arah angin barat dan kemampuan kemudi mandiri yang terbatas,” kata juru bicara Kedutaan Besar China di Washington dikutip dari Antara, Jumat (31/12/23).

Pada 3 Februari, Pentagon melaporkan bahwa balon intelijen di atas ketinggian milik China terbang di atas benua AS dan melewati fasilitas-fasilitas militer yang sensitif, termasuk depot-depot hulu ledak nuklir dan rudal jarak jauh di negara bagian Montana.

China mengungkapkan balon tersebut wahana sipil yang digunakan untuk penelitian meteorologi yang tak sengaja melayang masuk  wilayah udara AS akibat kurangnya kemampuan kendali, gara-gara angin.

Penjelasan Beijing tidak memuaskan Washington. Pada 4 Februari, ketika  berada di atas Samudera Atlantik, balon itu ditembak oleh pesawat militer AS di atas perairan teritorial Amerika, atas perintah Presiden Joe Biden.

China kemudian memprotes AS karena “menggunakan kekuatan untuk mengatasi wahana udara sipil tanpa awak”.

0 Komentar