Dosen Perempuan di OKU Menjadi Korban Penipuan Aplikasi Kencan Online

Dosen Perempuan di OKU Menjadi Korban Penipuan Aplikasi Kencan Online
Ilustrasi. Dosen Perempuan di OKU Menjadi Korban Penipuan Aplikasi Kencan Online. (Freepik)
0 Komentar

KURASI MEDIA – Seorang dosen perempuan di Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, menjadi korban penipuan oleh seorang pria yang dikenalnya melalui aplikasi kencan online.

Pelaku yang diidentifikasi bernama Densi Indra Jasa berpura-pura menjadi anggota Polri bernama Wahyu Sandi Prasetyo yang sedang bertugas di Lombok. Korban penipuan yang memiliki hubungan asmara mentransfer uang kepada Densi dengan alasan untuk mengurus perpindahan tugas ke wilayah Polres OKU Timur.

Namun, setelah uang diberikan, tersangka menghilang dan korban baru menyadari bahwa ia telah ditipu.

Baca Juga:Link Live Streaming GDA 2024, Yuk Nonton!Aplikasi Penghasil Uang BBH Diduga Akan Scam

Polisi di OKU Timur bertindak cepat setelah menerima laporan korban penipuan dan melakukan penyelidikan yang membawa mereka ke tersangka di Lampung.

Mereka menangkap Densi dan menyita ponsel serta bukti transaksi transfer. Terungkap bahwa modus operandi tersangka adalah berpura-pura menjadi polisi, padahal sebenarnya dia hanya seorang petani.

Densi dijerat dengan pasal penipuan dengan ancaman hukuman penjara maksimal empat tahun. Polisi masih terus melakukan penyelidikan untuk mencari calon korban lainnya.

Dalam kasus terpisah, seorang polisi gadungan lainnya terbongkar setelah tinggal selama satu bulan di markas Brimob di Ternate. Indra Hikmal Adam berhasil menyamar, makan, tidur, dan mengikuti latihan serta memegang senjata layaknya anggota Brimob sungguhan.

Namun, penyamarannya terbongkar ketika seorang perwira senior melihat gerak-geriknya yang mencurigakan dan menginterogasinya. Diketahui bahwa Indra Hikmal bukanlah anggota Brimob, melainkan warga sipil yang sengaja mengikuti pelatihan. Ia akhirnya ditangkap dan diinterogasi oleh Provost Brimob.

Dalam penangkapan tersebut, berbagai barang bukti disita, termasuk senjata, alat komunikasi, dokumen identitas, dan barang-barang pribadi. Indra Hikmal, yang lahir di Ternate pada tahun 2001, sempat berfoto bersama anggota Brimob lainnya, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana seorang warga sipil dapat menyusup ke dalam markas Brimob tanpa terdeteksi selama satu bulan penuh.

Insiden ini mendapat perhatian luas di media sosial, dengan banyak orang yang menyatakan penyesalan dan ketidakpercayaan mereka terhadap situasi tersebut.

Baca Juga:Xiaomi Siap Rilis Mobil Listrik SU7 dengan Fitur CanggihLG Siap Luncurkan Robot AI Multifungsi, Bisa Megawasi Hewan

Kedua kasus ini menyoroti bahaya penipuan online dan perlunya kewaspadaan saat berinteraksi dengan orang yang ditemui melalui aplikasi kencan.

0 Komentar