KURASI MEDIA- Rusia mengutuk kekerasan yang terjadi terhadap orang Yahudi dan Palestina di Israel dan Wilayah Palestina pada hari Senin, tetapi juga mengkritik Amerika Serikat karena pendekatannya yang dianggap destruktif dan yang dianggap mengabaikan pentingnya kemerdekaan negara Palestina.
Pasukan Israel terlibat dalam pertempuran dengan milisi Hamas pada hari Senin, yang terjadi lebih dari dua hari setelah serangan militan yang mengakibatkan kerusakan dan korban jiwa di sepanjang perbatasan Gaza. Tentara Israel telah mengumumkan rencana untuk meluncurkan serangan besar-besaran setelah mengumpulkan pasukan dalam mobilisasi terbesar dalam sejarah negara tersebut.
Pemerintah Rusia menyatakan keprihatinan besar atas situasi tersebut dan menyerukan kembali perdamaian. Rusia, yang memiliki hubungan dengan berbagai pihak di Timur Tengah, termasuk negara-negara Arab, Iran, Hamas, dan Israel, menyatakan bahwa negara-negara Barat telah mengabaikan pentingnya mengakui kemerdekaan Palestina dengan batas tahun 1967.
Baca Juga:Anime Tokyo Revengers Season 3 Episode 2 Tayang Kapan dan Dimana?Anime Castlevania: Nocturne Season 2 Sedang Diproduksi
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengutuk tindakan kekerasan yang terjadi, tetapi juga menyoroti pendekatan yang sempit dari Barat yang hanya mengutuk serangan Israel tanpa mengatasi akar masalah yang meliputi isu Palestina itu sendiri. Lavrov mencatat kebijakan Amerika Serikat yang dianggapnya merusak upaya kolaboratif dalam kerangka Kuartet mediator internasional.
Dia mengatakan bahwa Amerika Serikat mencoba untuk menguasai dialog antara Palestina dan Israel, meninggalkan gagasan pembentukan negara Palestina, dan lebih memilih fokus pada masalah sosial-ekonomi Palestina.
Palestina sendiri berusaha untuk mendirikan negara di Tepi Barat dan Jalur Gaza, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, wilayah yang seluruhnya direbut oleh Israel dalam perang tahun 1967.
Kuartet internasional yang terdiri dari PBB, Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Rusia bertugas membantu memediasi perdamaian dan mendukung persiapan rakyat Palestina untuk mendirikan negara mereka sendiri.
Sementara itu, Israel telah mengumumkan pengumpulan 300.000 tentara cadangan dan telah memberi peringatan kepada penduduk Gaza untuk meninggalkan wilayah tersebut, tanda bahwa mereka bisa merencanakan serangan darat melawan milisi Hamas.
Pemerintah Rusia mengungkapkan keprihatinan atas potensi dampak buruk yang mungkin timbul akibat situasi ini, dan masalah tersebut menjadi perhatian khusus bagi mereka.