KURASI MEDIA – Umat Kristen di Korea Selatan semakin menggunakan Artificial Intelligence (AI) dalam kegiatan keagamaan mereka. Perusahaan-perusahaan rintisan lokal telah meluncurkan aplikasi studi Alkitab dan layanan doa berbasis kecerdasan buatan yang menarik minat kaum muda Protestan.
Salah satu aplikasi yang populer adalah Meadow, sebelumnya dikenal sebagai Ask Jesus, yang telah menarik sekitar 50.000 pengguna, termasuk pengguna dari luar Korea. Layanan ini menjawab pertanyaan rohani dan memberikan penjelasan terperinci tentang Alkitab.
Aplikasi Meadow juga digunakan oleh gereja dan pendeta dalam menulis khotbah. Layanan web WeBible yang digerakkan oleh AI dari Awake membantu pendeta dalam mempersiapkan khotbah dengan memberikan penjelasan terperinci, mengidentifikasi pesan utama, dan menyarankan judul untuk khotbah tersebut.
Baca Juga:AI Semakin Canggih, Bisa Membuat Tanggal Kedaluwarsa Makanan Lebih Lama!Apple Berambisi Menghadirkan AI Generatif ke Semua Perangkatnya
Pendeta-pendeta yang menggunakan layanan ini merasa terbantu dalam menghemat waktu untuk mempersiapkan khotbah dan memiliki lebih banyak waktu untuk mengurus jemaat mereka.
Namun, meskipun teknologi AI memberikan kemudahan dalam kegiatan keagamaan, para pendeta juga menyadari pentingnya mempertahankan sentuhan manusia. Mereka memperingatkan agar tidak terlalu bergantung pada teknologi terbaru ini.
Pendeta juga menolak permintaan untuk khotbah lengkap yang dibuat oleh AI, mengatakan bahwa agama adalah tentang spiritualitas yang tidak dapat digantikan oleh teknologi.
Selain itu, gereja-gereja di Korea Selatan juga menggunakan platform Alkitab audio yang didukung oleh AI, yaitu Biblely, untuk pekerjaan misionaris mereka.
Biblely menciptakan Alkitab audio yang direkam oleh para pendeta dari berbagai gereja. Permintaan akan Biblely meningkat selama pandemi Covid-19 ketika layanan keagamaan berskala besar ditangguhkan oleh pemerintah.
Meskipun penggunaan AI dalam kegiatan keagamaan di Korea Selatan meningkat, para pendeta tetap berpendapat bahwa teknologi ini hanya alat bantu dan bukan pengganti peran manusia dalam konteks spiritualitas.
Sumber: Ft