Contohnya, jika mereka perlu mengembangkan fitur baru, mereka mungkin dapat memperkirakan berapa banyak insinyur yang dibutuhkan dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk proyek tersebut.
Mudah untuk menghitung biaya dan pendapatan yang diperlukan untuk mendanainya. Inilah cara membuat laporan laba rugi dengan menggunakan proyeksi “bottom-up”.
Namun, sulit untuk memperkirakan dengan tepat berapa banyak insinyur yang akan dibutuhkan dan berapa banyak pendapatan yang akan dihasilkan.
Baca Juga:Rekomendasi Buah untuk Sarapan dan Cocok Bagi KesehatanTips and Trik Merawat Ketahanan Baterai Handphone
Pada saat seperti itu, waktunya untuk beralih ke model “top-down”, yang menggunakan margin industri umum, struktur biaya, dan pendapatan per karyawan untuk membuat proyeksi laporan laba rugi.