KURASI MEDIA – Cara investasi reksa dana untuk pemula sangat penting untuk diketahui guna meminimalisir risiko dan kerugian.
Sebelum mengetahui cara investasi reksa dana untuk pemula, hal pertama yang perlu diketahui adalah apa itu reksadana.
Reksa dana merupakan bentuk investasi kolektif di mana sejumlah investor mengumpulkan dan mengelola dana bersama-sama untuk diinvestasikan ke dalam portofolio efek yang dikelola secara profesional.
Baca Juga:Spesifikasi Samsung Galaxy M55 5G Bocor! Cek Sekarang JugaBongkar Trik Viral! 4 Cara Cepat Bikin Wajah Glowing Alami Terlihat Muda, Tanpa Perlu Ribet
Dalam reksa dana, uang dari banyak orang dikumpulkan dan diinvestasikan ke berbagai instrumen keuangan seperti saham, obligasi, atau instrumen pasar uang lainnya. Kepemilikan dalam reksadana dilakukan dalam bentuk unit penyertaan yang nilainya tergantung pada kinerja portofolio investasi.
Pentingnya likuiditas dalam reksa dana adalah untuk memastikan investor dapat menjual efek reksadana dengan lancar dan menerima pengembalian dana sesuai dengan nilai wajarnya.
Investor perlu memilih manajer investasi yang profesional dan diawasi oleh OJK untuk mengurangi risiko investasi.
Ada tiga jenis reksa dana utama yang perlu diketahui, yaitu reksadana pasar uang, reksadana obligasi, dan reksadana saham.
- Reksa dana pasar uang cocok untuk investor yang mencari likuiditas tinggi dan risiko rendah.
- Reksa dana obligasi cocok untuk investor yang menginginkan keseimbangan antara pertumbuhan dan risiko yang lebih rendah
- Reksa dana saham cocok untuk investor yang bersedia mengambil risiko tinggi untuk potensi keuntungan yang lebih besar.
Berinvestasi di reksa dana memiliki beberapa keuntungan, terutama bagi pemula. Investor dapat memperoleh reksadana dengan mudah melalui internet banking, aplikasi mobile, atau kantor cabang bank.
Investasi reksa dana memiliki risiko, namun dapat dikurangi dengan pendekatan yang tepat dan memilih manajer investasi yang berlisensi dan diawasi oleh OJK.
Risiko-risiko yang perlu diperhatikan sebelum berinvestasi reksa dana antara lain:
- risiko penurunan nilai,
- risiko likuiditas,
- risiko gagal bayar,
- risiko pembubaran,
- risiko efek,
- risiko inflasi,
- dan risiko ketidakpatuhan.
Harga reksa dana saham dapat berfluktuasi dalam jangka pendek, sementara reksa dana pasar uang memiliki risiko yang lebih rendah. Reksadana juga dapat mengalami risiko likuiditas jika manajer gagal memenuhi kewajibannya.