KURASI MEDIA —  Trading dan investasi adalah dua kegiatan yang sering dihubungkan dalam dunia keuangan, tetapi keduanya memiliki pendekatan dan tujuan yang berbeda. Dalam tulisan ini, kamu bisa menemukan perbedaan trading dan investasi yang wajib kamu ketahui jika ingin terjun ke dalamnya.
Perbedaan Trading dan Investasi
Trading
Trading adalah aktivitas membeli dan menjual aset seperti saham, mata uang, komoditas, atau instrumen keuangan lainnya dengan tujuan memperoleh keuntungan dari fluktuasi harga yang cepat.
Trader umumnya memanfaatkan pergerakan harga yang singkat untuk mendapatkan keuntungan, baik itu dalam jangka waktu harian (day trading), mingguan, maupun bulanan. Tujuan utama trading adalah untuk menghasilkan keuntungan secepat mungkin dengan memanfaatkan volatilitas pasar.
Baca Juga:5 Rekomendasi Smart TV Samsung, Mau Beli yang Mana?Jadwal Tayang RTV Hari Rabu, 22 November 2023
Strategi trading seringkali memerlukan analisis teknikal dan fundamental yang cermat untuk memprediksi pergerakan harga. Analisis teknikal melibatkan penggunaan grafik, pola, dan indikator pasar.
Hal tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi tren dan pola pergerakan harga di masa lalu guna memprediksi arah harga di masa mendatang. Di sisi lain, analisis fundamental lebih berfokus pada faktor-faktor ekonomi, berita, kebijakan perusahaan, dan kondisi pasar global yang dapat mempengaruhi nilai aset.
Trading memerlukan tingkat keterampilan dan pemahaman pasar yang tinggi, serta disertai dengan risiko yang cukup besar karena fluktuasi harga yang cepat dan tidak terduga. Sebagai hasilnya, ada potensi keuntungan yang besar, tetapi juga potensi kerugian yang signifikan dalam trading.
Investasi
Investasi, di sisi lain, lebih berfokus pada kepemilikan jangka panjang atas aset dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dari pertumbuhan nilai aset itu sendiri. Investor cenderung mempertahankan aset mereka dalam jangka waktu yang lebih lama, sering bertahun-tahun, dengan harapan nilai aset tersebut akan meningkat seiring waktu.
Investasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti saham, obligasi, properti, reksa dana, dan aset-aset lainnya. Investor cenderung melakukan riset yang lebih mendalam terkait aset yang mereka beli, mempertimbangkan kinerja perusahaan, fundamental ekonomi, prospek masa depan, dan faktor-faktor lain yang berdampak pada pertumbuhan nilai aset.
Jangka waktu investasi yang lebih panjang memungkinkan investor untuk menghadapi fluktuasi pasar dengan lebih tenang, dan mereka umumnya lebih sedikit terpengaruh oleh perubahan harga harian yang mungkin terjadi. Investasi juga lebih sering dipandang sebagai strategi untuk membangun kekayaan jangka panjang dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang seperti pensiun, pendidikan anak, atau membeli properti.