KURASI MEDIA – Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari banyak orang. Namun, apakah kita benar-benar memerlukannya? Inilah pertanyaan yang diangkat oleh seorang individu yang membagikan pengalamannya tentang keputusannya untuk “Berhenti Main Medsos.”
1. Kesan Awal
Pertama-tama, kita perlu memahami bahwa si pembicara memiliki beberapa akun media sosial, termasuk WhatsApp, Facebook, Kaskus, dan Twitter. Namun, hanya beberapa yang benar-benar aktif digunakan, seperti WhatsApp untuk urusan pekerjaan, Facebook untuk eksplorasi barang unik, Kaskus untuk berita Liverpool, dan Twitter untuk tetap terkini dengan isu-isu terkini.
2. Pengalaman dengan Karyawan
Keputusan untuk berhenti main medsos ini muncul setelah si pembicara memiliki pengalaman unik dengan seorang karyawan yang sangat aktif di media sosial. Meskipun terlihat akrab dan aktif di dunia maya, karyawan ini justru kesulitan bergaul dengan rekan kerjanya dalam kehidupan nyata. Bahkan, beberapa rekan kerja melaporkan ketidaknyamanan karena sering difoto atau direkam oleh sang karyawan.
Baca Juga:Klaim Link DANA Kaget, Kejutan Saldo Gratis Rp 100 Ribu Setiap Hari!Iman Vellani Santai Hadapi Kegagalan Film The Marvels: “Itu Urusan Bob Iger”
3. Tantangan dan Pembelajaran
Sebagai bos, si pembicara merasa perlu menanggapi ketidaknyamanan ini. Meskipun telah mencoba berbagai solusi dan diskusi dengan HR, akhirnya, sang karyawan memutuskan untuk mundur. Namun, pengalaman ini menjadi pembelajaran berharga bahwa tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan mudah, dan terkadang, keputusan sulit perlu diambil.
4. Refleksi tentang Pentingnya Medsos
Si pembicara kemudian menyampaikan pandangan pribadinya tentang mengapa kita seharusnya berhenti atau setidaknya mengurangi penggunaan media sosial. Menurutnya, media sosial bukanlah hal yang sangat penting, dan beberapa temannya yang tidak menggunakan media sosial merasa lebih bahagia, damai, dan puas tanpanya.
5. Tantangan Seputar Pandangan Ini
Pandangan si pembicara tidak selalu diterima begitu saja. Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa media sosial adalah landasan teknologi dan kunci kesuksesan di era sekarang. Namun, si pembicara menegaskan bahwa media sosial hanyalah bentuk hiburan dan bukanlah kunci kesuksesan. Ia menekankan pentingnya fokus pada pengembangan keterampilan yang jarang dimiliki orang lain, bukan sekadar menciptakan konten yang mudah ditiru.