KURASI MEDIA – Bagi pasangan yang ingin menikah dan memiliki anak, tes pencegahan dan vaksinasi merupakan tindakan pencegahan yang diperlukan untuk mencegah masalah kesehatan bagi diri sendiri, pasangan, dan keturunan di masa depan.
MSD Indonesia menyadari pentingnya vaksinasi pranikah dan terus menghimbau warganya untuk memahami pentingnya vaksinasi pranikah dan melakukan vaksinasi sesegera mungkin.
Vaksin yang menjadi bagian dari persiapan pernikahan dan perencanaan kehamilan Anda meliputi vaksin human papillomavirus (HPV) dan vaksin campak, gondong, rubella (MMR).
Baca Juga:Intip Manfaat Skin Minimalism yang Lebih Efektif pada Perawatan Wajah dan Mengurang LimbahIsrael Diduga Alami Serangan dari Lebanon Sejak Perang Gaza, Apakah Ini Karma?
Dokter Spesialis Penyakit Dalam atau Ahli Imunologi Alergi Prof.DR.dr. PD Khusus K-AI Iris Renganis mengatakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh HPV adalah kanker serviks.
HPV dapat ditularkan melalui hubungan seksual, dan kemungkinan penularannya meningkat jika Anda melakukan hubungan seksual di usia muda, berganti-ganti pasangan seksual, dan memiliki pasangan seksual yang berisiko tinggi.
Sekitar 4 dari 10 kanker yang disebabkan oleh HPV terjadi pada wanita dan juga pria.
Sayangnya, tidak semua remaja menerima dosis vaksin HPV yang direkomendasikan.
“Faktanya, pada tahun 2018 di Amerika Serikat, hanya sekitar 48 persen remaja berusia 13 hingga 15 tahun yang menerima dosis vaksin HPV yang direkomendasikan.
Oleh karena itu, penting bagi orang yang akan menikah untuk menerima vaksinasi HPV,” ujar Iris
Pernikahan memang erat kaitannya dengan kehamilan, sehingga vaksinasi MMR menjadi sangat penting saat ini.
Vaksin MMR tidak hanya melindungi semua wanita, tetapi juga membantu mencegah sindrom rubella bawaan pada bayi yang baru lahir.
Baca Juga:Ini Beberapa Daftar Film yang Disiarkan di 2023 ASEAN-Korea Film FestivalTernyata Jika Kulit Gatal Sebaiknya Jangan Digaruk, Ini Solusinya!
Ibu Iris juga mengatakan bahwa penting bagi wanita usia subur untuk selalu mendapatkan vaksinasi, baik saat mereka sedang mencoba untuk hamil atau tidak.
Wanita usia subur harus berkonsultasi dengan dokternya sebelum hamil untuk mengetahui apakah ia telah divaksinasi.
Seorang wanita usia subur yang tidak hamil dan tidak memiliki tanda-tanda kekebalan harus menerima setidaknya satu dosis vaksin MMR.
“Faktanya, sekitar 50 persen dari semua kehamilan tidak direncanakan,” katanya.
Di sisi lain, seorang ibu menyusui juga dapat menerima vaksin MMR karena tidak mempengaruhi responsnya terhadap vaksin MMR dan bayinya tidak akan terpengaruh oleh vaksin melalui ASI.