KURASI MEDIA – Muhammad Nezzal, seorang anak laki-laki Palestina yang dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tawanan antara Israel dan kelompok Palestina Hamas, mengatakan bahwa beberapa tahanan telah kehilangan kesadaran di penjara karena pemukulan brutal oleh pasukan Israel.
Nezar ditangkap tiga bulan lalu di Kabatieh, Jenin, Tepi Barat, dan dikirim ke penjara administratif selama enam bulan.
Nezar, yang kembali ke rumah dengan patah tulang di tubuhnya, mengatakan bahwa pasukan Israel terus-menerus menyerbu selnya dan memukuli para tahanan.
Baca Juga:WHO Beri Peringatan Terhadap Penyakit Menular di Kamp Pengungsi GazaHarga Emas Naik Hari Ini Seiring Lemahnya Dolar dan Imbal Hasil Obligasi AS
“Beberapa orang kehilangan kesadaran karena dipukuli di penjara.
Ada seorang tahanan. Setelah dipukuli hingga pingsan, mereka mengeluarkannya dari selnya dan mereka mengira dia sudah mati.
Tapi kami tidak dapat menemukan apa pun tentang dia,” kata Nezar kepada Anadolu.
“Pasukan pendudukan menyerang kami tanpa ampun. Beberapa tahanan dipukuli hingga pingsan, dan yang lainnya berteriak karena kekejaman penyiksaan itu,” tambahnya.
Nezar, yang menderita patah jari dan memar di tangan dan beberapa bagian tubuhnya, mengatakan bahwa bulan terakhir yang ia habiskan di penjara terasa seperti 20 tahun.
Di bawah perjanjian pertukaran tahanan yang mulai berlaku pada 24 November, 50 warga Israel dibebaskan dari penjara Israel untuk ditukar dengan 150 wanita dan anak-anak Palestina.
Pembebasan tersebut dilakukan dalam empat tahap selama empat hari moratorium kemanusiaan, yang diperpanjang selama dua hari pada Senin malam (28 November 2023).