KURASI MEDIA – Badan Pengungsi Palestina PBB (UNRWA) memperingatkan bahwa bantuan ke Jalur Gaza tidak mencukupi dan 40 persen populasi “berisiko kelaparan” karena Israel membatasi akses ke bantuan.
UNRWA sekali lagi memperingatkan bahwa kantong yang dikepung itu “menderita kelaparan”.
Badan PBB itu juga mengulangi seruan “gencatan senjata kemanusiaan” di tengah serangan udara intens Israel di Gaza selama lebih dari 83 hari.
Baca Juga:Catat! Saat Malam Tahun Baru, MRT Jakarta Beroperasi Hingga Pukul 02.00 WIBPalang Merah Minta Kegiatan Manusia Dilindungi dari Aksi Israel
“Setiap hari adalah perjuangan untuk hidup, mencari makanan serta air,” kata Direktur urusan UNRWA di Gaza Thomas White di media sosial X — dulu Twitter.
“Kenyataannya, kita membutuhkan lebih banyak bantuan. Satu-satunya harapan yang tersisa yakni gencatan senjata kemanusiaan,” katanya.
Pekan lalu Dewan Keamanan PBB mengesahkan resolusi bantuan tambahan untuk Gaza setelah tertunda selama berhari-hari.
Akan tetapi, lembaga-lembaga bantuan kemanusiaan dan pembela hak asasi manusia (HAM) menganggap resolusi tersebut “sangat tidak memadai” dan “hampir tidak ada gunanya”.
Peringatan keras terbaru yang dikeluarkan badan PBB tentang bencana kemanusiaan yang terjadi di Gaza muncul ketika pasukan Israel terus menggempur wilayah tersebut, yang semakin memperburuk krisis kemanusiaan.
Sebanyak 80 persen lebih dari 2,4 juta penduduk Gaza diusir dari rumah mereka, kata PBB.
Banyak dari mereka kini tinggal di tempat pengungsian sempit atau tenda darurat di ujung selatan, di Kota Rafah dan sekitarnya dekat perbatasan Mesir.