KURASI MEDIA – Organisasi Kesehatan Dunia WHO larang vape di seluruh negara untuk segera mengimplementasikan larangan terhadap penggunaan vape yang mengandung perasa.
Alasan WHO Larang Vape Berperasa
Alasannya adalah untuk mengontrol penggunaan rokok elektrik atau vape secara lebih efektif. Meskipun beberapa pihak sebelumnya melihat vape sebagai alat yang dapat mengurangi risiko kematian dan penyakit akibat rokok konvensional, WHO menekankan bahwa bukti yang mendukung efektivitas vape dalam membantu perokok berhenti sangat minim.
Selain itu, WHO mengkhawatirkan bahwa penggunaan vape dapat memicu kecanduan nikotin pada individu yang bukan perokok, terutama anak-anak dan remaja. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan keprihatinan terhadap perekrutan anak-anak pada usia dini untuk menggunakan rokok elektrik dan potensi kecanduan nikotin.
Baca Juga:Daftar Game Terbaru Januari 2024, Ada The Last of Us Part II hingga Tekken 8Daftar Harga iPhone Terbaru Januari 2024 di iBox
Oleh karena itu, WHO larang vape di seluruh negara untuk mengambil langkah tegas, termasuk larangan terhadap vape berperasa. Organisasi tersebut menyarankan perubahan kebijakan, termasuk pelarangan bahan penyedap rasa seperti mentol, serta implementasi langkah-langkah kontrol tembakau pada produk vape, seperti penerapan pajak yang tinggi dan larangan penggunaan di tempat umum.
WHO mencatat peningkatan penggunaan vape pada kelompok usia 13-15 tahun, yang didorong oleh strategi pemasaran yang agresif. WHO dan sejumlah organisasi anti-tembakau lainnya mendukung regulasi yang lebih ketat terhadap produk nikotin baru, dengan fokus pada alternatif yang diusung oleh beberapa perusahaan rokok besar seperti Philip Morris International dan British American Tobacco.
WHO juga menyoroti risiko kesehatan yang terkait dengan penggunaan vape, khususnya vape berperasa, yang dapat menghasilkan zat-zat berbahaya yang diketahui dapat menyebabkan kanker, meningkatkan risiko penyakit jantung dan paru-paru, serta berdampak pada perkembangan otak pada generasi muda.