KURASI MEDIA – Dalam kehidupan sehari-hari yang serba sibuk, seringkali kita melupakan pentingnya bergerak secara aktif. Gaya hidup modern yang cenderung praktis dan minim aktivitas fisik telah menciptakan tren sedentary lifestyle, yang didefinisikan oleh Kementerian Kesehatan RI sebagai kebiasaan duduk atau berbaring selain saat tidur. Aktivitas ini dapat mencakup menonton TV, bermain video game, duduk berjam-jam di depan komputer, atau bahkan menggunakan kendaraan untuk jarak dekat yang sebenarnya dapat ditempuh dengan berjalan kaki.
Kebiasaan kurang aktif ini mencerminkan gaya hidup yang berpotensi meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk peningkatan risiko kematian akibat berbagai penyebab, penyakit kardiovaskular, risiko kanker, obesitas, dan diabetes.
Namun, sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Journal of the American College of Cardiology pada tahun 2023 menyoroti bahwa jalan kaki, sebagai salah satu bentuk aktivitas fisik yang mudah dan murah, dapat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan.
Baca Juga:Rahasia Menjaga Berat Badan Ideal Selama Puasa dengan Olahraga yang Rutin dan Efektif!Diet dan Olahraga ala Jihyo TWICE Dapatkan Tubuh Body Goals!
Dr. Henry Suhendra SpOT(K), seorang Spesialis Bedah Orthopedi dan Traumatologi Konsultan, menjelaskan bahwa mencapai jumlah langkah kaki sebanyak 8.763 per hari dapat mengurangi risiko kematian hingga 60 persen. Ini merupakan temuan yang penting dan menarik, mengingat bahwa aktivitas sederhana seperti jalan kaki memiliki dampak yang besar terhadap kesehatan.
Namun, bagi sebagian orang, mencapai jumlah langkah sebanyak itu mungkin terdengar sulit. Dr. Henry menyarankan untuk meningkatkan jumlah langkah secara bertahap, jika awalnya Anda merasa sulit mencapai target tersebut.
Dia menegaskan bahwa setiap langkah tambahan juga memiliki manfaat, bahkan langkah sebanyak 2.517 saja dapat mengurangi risiko kematian sebesar delapan persen, sementara 2.735 langkah dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular sebesar 11 persen.
Selain itu, Dr. Henry juga menekankan pentingnya untuk membagi sesi berjalan, misalnya melakukan jalan kaki pada pagi dan sore hari, daripada melakukan aktivitas fisik secara intensif dalam satu waktu namun tidak melakukan gerakan sama sekali pada waktu lainnya.
Meskipun jalan kaki merupakan aktivitas sederhana yang bermanfaat bagi kesehatan, penelitian menunjukkan bahwa penduduk Indonesia cenderung kurang aktif dalam hal ini.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature pada tahun 2017 menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah langkah harian terendah di dunia, dengan hanya 3.513 langkah per hari. Hal ini tentu menjadi perhatian serius mengingat dampak negatif dari gaya hidup kurang aktif terhadap kesehatan masyarakat.