Dalam kampanye ini, LG juga berkolaborasi dengan berbagai influencer TikTok internasional ternama seperti Tina Choi, Victoria Browne, Josh Harmon dan masih banyak lagi untuk membuat lebih dari 20 video pendek yang motivasional, menyenangkan, and menumbuhkan rasa senang.
Selain itu, LG berkonsultasi dengan berbagai pakar media sosial, salah satunya Profesor Casey Fiesler yang merupakan seorang information scientist dan technology ethicist dengan gelar PhD di bidang Human Centered Computing.
Profesor Fiesler melakukan riset dan mengajar di bidang etika teknologi, kebijakan internet, dan komunitas online, serta menerbitkan buku mengenai social media content moderation dan recommender systems. Profesor Fiesler juga seorang content creator yang aktif mengedukasi masyarakat tentang berbagai topik tersebut.
Baca Juga:Targetkan 300 Ribu Penerima Manfaat, Jelang Idul Adha 1445 H, Rumah Zakat Luncurkan #HebatBerqurbanTes Seberapa 'Alay' Kamu? Coba Link Ujian Seru Ini!
Media sosial telah menjadi bagian penting dalam hidup masyarakat. Di dalamnya, ada algoritme yang dapat mengubah konten ataupun video yang kita lihat.
Playlist dan kampanye global LG bertujuan untuk memberikan kesempatan agar pengguna dapat mengonsumsi lebih banyak konten positif yang membangkitkan semangat. Dengan meningkatkan kesadaran untuk lebih selektif dalam konten diikuti, kita dapat mengembalikan optimisme, keseimbangan, dan kebahagiaan dalam kehidupan kita.
Profesor Casey Fiesler mengatakan, Algoritme rekomendasi akan menentukan konten yang muncul pada homepage atau feed di media sosial kita. Algoritme ini dapat memprediksi berdasarkan jenis konten yang sudah kita tonton, yang kita berikan likes, atau comments sebelumnya.
“Oleh karena itu, algoritme ini pun dapat membawa kita ke dalam rabbit hole, yaitu situasi dimana kita terjerat dengan topik tertentu. Hal ini bisa berdampak baik ataupun buruk, tergantung pada topiknya,” katanya.
Namun, tambah Profesor Casey berdasarkan studi, pengguna media sosial dapat masuk ke lubang negatif dan menemukan konten berbahaya saat berselancar di dunia maya apabila ini tidak dikontrol. Salah satu lini pertahanan pertama adalah meningkatkan literasi digital kita dan memahami cara kerja algoritme di media sosial.
“Para pengguna media sosial pun dapat berkontribusi dengan berinteraksi dengan konten yang optimis, seperti memberikan likes atau comments. Hal ini akan mengubah algoritmenya sehingga ia akan memberikan rekomendasi konten yang lebih positif ke depannya,” tambah Profesor Casey