KURASI MEDIA – Sebanyak 842 orang lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG) Tahun 2025 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), mengikuti pelantikan dan pengambilan sumpah profesi di Gedung Gymnasium Kampus UPI Jalan Setiabudi Kota Bandung, Selasa (14/1/2025).
Rektor UPI, Prof. Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., MA mengatakan, Ke-842 mahasiswa tersebut mengikuti program PPG yang diselenggarakan UPI.
“Kalau yang hari ini diwisuda sebanyak 842 orang. Jumlah mahasiswa yang mengikuti PPG di UPI tergantung kuota yang diberikan oleh pemerintah pusat,” kata Solehuddin.
Baca Juga:Peduli Disabilitas dan Kelompok Masyarakat Rentan, Ini Langkah Konkret Kang DSPemprov Jabar Sambut Positif Kenaikan Transaksi SPKLU PLN Periode Nataru 2024/2025
Lulusan PPG tersebut terdiri atas 46 orang Retaker Calon Guru Gelombang 1 Tahun 2023, 350 orang Calon Guru Gelombang 2 Tahun 2023, dan 446 orang Calon Guru Gelombang 1 Tahun 2024.
Mereka berasal dari Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) 288 orang, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (FPBS) 60 orang, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) 116 orang, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA)105 orang, Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (FPOK) 179 orang, Fakultas Pendidikan Seni dan Desain (FPSD) 53 orang, Fakultas Pendidikan Teknik dan Industri (FPTI) 13 orang, dan dari Kampus Cibiru 28 orang.
Berdasarkan Bidang Studi, jumlah terbesar berasal dari Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) 198 orang, menyusul Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 179 orang dan Pendidikan Pancasila 59 orang.
Solehuddin menambahkan, acara kelulusan bagi mahasiswa PPG ini adalah acara formal dan merupakan persyaratan yang harus ditempuh oleh mereka sebelum menjadi guru profesional.
“Tapi tentu sebetulnya ini langkah formal yang perlu ditempuh tapi secara substantif ini adalah tahapan yang harus dilalui. Karena sebelum PPG pun mereka sudah melakukan program pendidikan bahkan dari PAUD sampai sekarang. Tentu setelah ini pun mereka harus dituntut untuk belajar sepanjang hayat,” tambahnya.
Terlebih saat ini kemajuan teknologi begitu dahsyat. Meski ia berkeyakinan bahwa peran guru tidak bisa sepenuhnya digantikan oleh teknologi sehebat apapun karena tanpa ada sentuhan-sentuhan karakter, sentuhan kehidupan, sentuhan nilai akan hampa. Hal ini yang tidak akan pernah tergantikan oleh pihak lain, kecuali guru.
“Namun demikian, guru pun dituntut untuk betul-betul familiar dan betul-betul menguasai dan bisa memanfaatkan teknologi untuk kepentingan pendidikan. Jadi kemajuan teknologi ini bukan merupakan sesuatu yang harus dijauhi atau ditinggalkan tapi harus digunakan dan harus ditaklukan untuk kepentingan pembelajaran dan pendidikan,” tegas Solehuddin.