KURASI MEDIA – Serangan Amerika Serikat terhadap infrastruktur nuklir milik Iran telah memicu kekhawatiran atas eskalasi yang lebih besar dalam konflik Timur Tengah. Salah satunya Bitcoin yang jatuh pada perdagangan Senin, tetap melemah setelah mencatat kerugian tajam.
Sebagaimana melansir dari Investing.com, per Senin 23 Juni 2025, harga bitcoin turun 1,3 persen menjadi USD101.501,8. Setelah jatuh serendah USD99 ribu pada Minggu kemarin.
Kerugian di akhir pekan membuat mata uang kripto terbesar di dunia mengalami penurunan di bawah kisaran perdagangan USD103 ribu hingga USD108 ribu.
Baca Juga:Pentingnya Pakai Riding Gear Meski Cuma Jarak DekatMenuju Jurnalisme Bermartabat: PWI Kabupaten Bandung Gelar OKK 14 Juli
Harga kripto yang lebih luas juga turun, disebabkan pedagang beralih ke dolar agar mencari tempat berlindung yang aman.
Meskipun kripto tidak secara langsung terpengaruh oleh gejolak ekonomi, tetapi rentan terhadap perubahan sentiment karena sifatnya spekulatif.
Harga kripto lain mengikuti pelemahan bitcoin
Harga kripto yang lebih luas sebagian besar mengikuti kerugian bitcoin, disebabkan selera risiko tetap rapuh.
Kripto nomor dua dunia Ether turun 1,9 persen menjadi USD2.247,59, sementara XRP turun 2,5 persen menjadi USD2,0299.
Sedangkan untuk Cardano dan Solana masing-masing turun lebih dari satu persen. Di antara token meme, Dogecoin turun 1,3 persen, sementara $TRUMP turun 1,6 persen menjadi USD8,706.
Bitcoin terjun bebas karena serangan As ke Iran
Selama akhir pekan ini AS telah menyerang tiga situs nuklir utama Iran. Hal ini didukung dengan Presiden Donald Trump yang mengklaim bahwa situs-situs tersebut telah dihancurkan.
Tetapi klaim Trump tersebut tidak dapat segera diverifikasi. Pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa pun menjelaskan tidak ada peningkatan langsung dalam tingkat radiasi di sekitar fasilitas tersebut.
Baca Juga:Warga di Pacet Bandung Demo Tolak Pembangunan Galian SPAM, Begini AlasannyaPenutupan Selat Hormuz Disetujui Parlemen Iran, Apa Skenario Terburuknya?
Hanya saja Teheran mengecam serangan itu dan memperingatkan akan pembalasan yang mengerikan. Mengutip laporan media, dikatakan Iran dapat memblokir Selat Hormuz.
Jalur pelayaran utama untuk Asia dan Eropa yang dapat menyebabkan gangguan ekonomi di kawasan tersebut.
Selat tersebut digunakan untuk mengirim minyak. Dengan harga minyak mentah yang naik tajam, pada hari Senin sebagai tanggapan atas serangan tersebut.
Harga minyak yang lebih tinggi juga, mendorong kekhawatiran atas inflasi dengan didorong oleh energi. Hingga pada gilirannya dapat membuat suku bunga global tetap stabil lebih lama. (*)