Cara SparkKitty Menjebak Pengguna
SparkKitty memiliki teknik serangan yang berbeda tergantung sistem operasi yang diserang. Di iPhone, malware ini aktif melalui enterprise profile atau kerangka kerja tiruan yang membuatnya tampak sah. Saat pengguna membuka aplikasi, SparkKitty segera meminta izin akses ke galeri foto.
Di Android, malware disuntikkan ke dalam aplikasi berbasis Java atau Kotlin. Begitu pengguna memberikan izin penyimpanan, SparkKitty akan langsung menyalin seluruh foto yang ada di perangkat. Foto-foto tersebut lalu dianalisis menggunakan teknologi pemindai teks (OCR) untuk mencari informasi sensitif, terutama seed phrase frasa pemulihan yang digunakan untuk mengakses dompet kripto. Banyak pengguna terbiasa menyimpan seed phrase dalam bentuk tangkapan layar, padahal kebiasaan ini sangat rawan disalahgunakan.
Cara Aman Menyimpan Data Kripto
Alih-alih menyimpan frasa pemulihan dalam bentuk digital, pakar keamanan menyarankan untuk menuliskannya secara manual di atas kertas dan menyimpannya di tempat yang aman dan terkunci. Penyimpanan offline jauh lebih kecil risikonya daripada di perangkat yang terhubung ke internet.
Tips Lindungi Diri dari Aplikasi Berbahaya
Agar terhindar dari malware seperti SparkKitty, berikut langkah-langkah yang disarankan:
Baca Juga:7 Kebiasaan Sebelum Tidur yang Dilakukan Orang SuksesPolri Perkenalkan Robot Canggih di HUT Bhayangkara ke-79, Tampilkan Inovasi Teknologi Keamanan
Teliti sebelum mengunduh aplikasi baru: periksa ulasan, rating, dan asal pengembang
Hindari sideloading atau menginstal aplikasi dari luar toko resmi
Kurangi jumlah aplikasi yang tidak perlu di ponsel untuk memperkecil celah serangan
Aktifkan Google Play Protect bagi pengguna Android
Gunakan antivirus terpercaya dan rutin lakukan pemindaian perangkat
Bagi pengguna iPhone, memang ada keterbatasan akses untuk memindai malware secara langsung. Namun, pemeriksaan masih bisa dilakukan dengan menghubungkan perangkat ke Mac dan menggunakan software pemindai seperti Intego.
Selain perlindungan teknis, edukasi juga sangat penting. Anak-anak dan orang lanjut usia sering menjadi korban aplikasi palsu karena minimnya pemahaman digital. Oleh karena itu, biasakan untuk memverifikasi setiap aplikasi, bahkan jika tampilannya tampak profesional.
Di tengah meningkatnya kejahatan siber dan pencurian data digital, kesadaran pengguna adalah garis pertahanan pertama. Jangan sampai ponsel yang Anda gunakan sehari-hari justru menjadi celah bagi peretas untuk membobol privasi dan mengambil aset Anda.